Jumat, 31 Mei 2013

63. Kesaksian Mantan Pemuja Setan


Agustina Duka


MABU, BANGKIT -  Ibu Agustina Duka, mantan pemuja setan memberikan kesaksiannya dalam kegiatan Kebaktian Penyegaran Iman (KPI) yang diselenggarakan di Jemaat Ebenhaezer Mabu oleh Klasis Alor Tengah Utara (31/05/12). Dalam kesaksiannya diungkapkan bahwa pada awalnya ia didatangi oleh enam orang yang tidak jelas datang dari mana kemudian menungganginya. Mulai saat itu dikisahkan bahwa ia mendapatkan kekuatan supranatural yang luar biasa; “apa yang saya mau bisa terjadi” ungkapnya.  Selama empat belas tahun mama Agus, sebutannya menggeluti dunia hitam tersebut. Dikisahkan olehnya bahwa kemanapun ia mau pergi pasti bisa terjadi. Setan memberikan sejumlah kemudahan yang membuatnya bebas melakukan apa saja.
Momentum pertobatannya dimulai sejak adanya malam KPI yang dibawakan oleh Pdt. John Adoe. Dikisahkan bahwa saat itu ia sedang bertugas untuk mencatat semua kelemahan hamba Tuhan, sehingga ia turut hadir dalam ibadah tersebut. Ketika ibadah selesai, ia pun menuju ruang pelayanan khusus; bukan untuk dilayani melainkan untuk mencatat semua kelemahan dari pelayan Tuhan. Saat ia ditantang untuk didoakan, ia sempat menolak namun akhirnya secara terpaksa ia didoakan. Sejak saat itu walaupun ia belum sepenuhnya bertobat ia mulai merasa ada sesuatu yang membuatnya terus punya kerinduan untuk dekat dengan Tuhan. Dan pada akhirnya setelah mengikuti beberapa pelayanan dalam berbagai KPI, perlahan namun pasti ia pun mau memberikan dirinya sepenuhnya untuk dipakai oleh Allah.
Dalam pesannya ia juga menyampaikan bahwa tidak ada guna memegang kuasa – kuasa gelap; “itu hanya buat kita puas sesaat, namun akan menjerumuskan kita ke dalam neraka” pesannya. Untuk itu ia menghimbau kepada jemaat yang masih memegang kuasa gelap bahwa untuk segera melepaskannya karena hal itu tidak ada manfaatnya.
Menyambung dengan hal tersebut Pdt. Lazarus Fanlehi, S. Pd dalam khotbahnya yang terambil dalam Roma 8:1-7 mengatakan bahwa dengan turunnya Roh Kudus, setiap orang Kristen telah memperoleh kuasa dari Tuhan. Saat turunnya Roh Kudus menurut Fanlehi disertai dengan tiga mujizat besar, yaitu adanya tiupan angina kencang, turunnya lidah api dan munculnya bahasa Roh. “Angin kencang melambangkan semangat baru yang dimiliki oleh para murid, lidah api sebagai simbol kekuatan Allah yang ada dalam diri manusia dan efek dari itu adalah munculnya bahasa Roh” lanjut Fanlehi. Ia melanjutkan bahwa sebagai murid Kristus, kita juga harus memiliki semangat baru karena Roh Allah sudah ada dalam diri kita masing – masing, untuk itu Fanlehi berharap semangat itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan berjemaat.
Selain mengadakan kegiatan KPI, Klasis Alor Tengah Utara juga mengadakan seminar dengan berbagai topic sesuai kebutuhan jemaat, diantaranya Pedoman Persekutuan Doa yang dibawakan oleh Pdt. Lazarus Fanlehi, S. Pd, Ketua Majelis Jemaat Diaspora Padakika, materi Liturgi Persekutuan Doa oleh Pdt. Adriana Sipa, S. Th, Ketua Majelis Jemaat Betlehem Apamba Luba, materi Pemahaman Alkitab oleh Pdt. Santi Dami, S. Th, Ketua Majelis Jemaat Likuatang, dan materi Peranan Roh Kudus yang dibawakan oleh Pdt. Ina Tiluata, S. Th, Ketua Majelis Jemaat Fanating. Turut hadir dalam ibadah KPI tersebut, Ketua Majelis Klasis Alor Tengah Utara Pdt. Susana H. Lelang-Mauko, S.Th. (b1)

2 komentar: