Jumat, 31 Mei 2013

55. Pola Harus Menjadi Pola



Perayaan 101 Tahun Jemaat Pola Tribuana Kalabahi

KALABAHI, BANGKIT – Tanggal 5 Mei 2012 bertempat di gedung Pola Tribuana Kalabahi diadakan ibadah ucapan syukur hari ulang tahun  Jemaat Pola Tribuana Kalabahi dan SD GMIT 01 Kalabahi yang genap berusia 101 Tahun. Dalam refleksi khotbah yang didasarkan pada Keluaran 3 : 1 – 33 dan Nats Pembimbing yang terambil dalam Mazmur 147 : 12 – 14, Ketua Majelis Klasis Alor Barat Laut, Pdt. Yakobus Pulamau, S. Th mengatakan bahwa dalam perjalanan mencapai 101 tahun tentunya melewati banyak kisah. Pulamau melanjutkan bahwa Jemaat Pola merupakan jemaat mula – mula dan merupakan penggambaran dari wajah jemaat – jemaat setribuana dan tentunya segala pergumulan pelayanan baik pelayanan gereja juga kemasyarakatan ikut digumuli di tempat ini dan diudukung oleh semua orang. Dalam usia yang ke 101 menurut Pulamau Jemaat Pola sudah sangat matang baik secara internal maupun antar jemaat, antar denominasi bahkan antar agama.
“Jemaat Pola Tribuana menjadi sentral pelayanan dalam segala aspek”. Hal ini menurut Pulamau dikarenakan  di jemaat ini berkumpul para intelektual, pemikir dan para perencana bahkan para pemimpin yang siap berkolaborasi bagi kemajuan Alor secara utuh. Itu berarti menurut Pulamau Jemaat Pola ikut menentukan pembangunan daerah ini. “Kita bisa sampai pada usia yang ke-101 tahun karena Tuhan, dan bukan karena kita” Pulamau melanjutkan bahwa kita hanya alat dalam perjalanan sejarah tetapi Tuhanlah yang mengatur semuanya.
Pulamau mengisahkan bahwa pembacaan Alkitab kali ini menceritakan tentang penyertaan Tuhan dalam perjalanan umat Israel dari tempat perbudakan ke negeri yang berlimpah susu dan madu; sebuah perjalanan yang membebaskan bangsa Israel menjadi bangsa yang merdeka. Dalam perjalanan meraih janji Tuhan bukanlah semudah membalik telapak tangan; ia harus dijalani dalam proses yang panjang, penuh tantangan dan pengorbanan. Hanya dengan begitu menurut Pulamau, bangsa Israel tahu siapa sesungguhnya mereka di hadapan Allah; “hanya dengan proses pembentukan melalui pergumulan itulah mereka bisa mengenal siapa Allah yang sesungguhnya; sekalipun melewati berbagai tantangan, Allah tetap menyertai mereka” lanjut Pulamau.
Bangsa Israel menurut Pulamau merupakan bangsa yang tegar tengkuk, untuk Allah menginginkan agar  mereka harus memberi diri mereka dituntun oleh Tuhan dan mereka harus mendengar  siapa yang dipercayakan Tuhan untuk memimpin mereka. Dan dalam perjalanan bangsa Israel Musa yang ditunjuk sebagai pemimpin bangsa itu meminta agar Tuhan selalu berjalan bersama dengan mereka. “Berjalan dengan Tuhan itu indah, dan inilah yang sering dilupakan oleh orang” tegas Pulamau. Namun Pulamau juga melanjutkan bahwa bukan berarti berjalan dengan Tuhan lalu manusia terbebas dari segala sesuatu. “Janji Tuhan pasti, tetapi lewat sebuah proses; hanya orang yang tidak tahu berproses saja yang suka pindah dari satu tempat ke tempat yang lain” lanjutnya. Pulamau juga mengatakan bahwa realita saat ini jemaat mudah berpindah tempat hanya karena mendapatkan mujizat. Untuk itu Pulamau menegaskan bahwa semua orang bisa berdoa namun hanya Tuhan saja yang dapat memberikan mujizat.
Pulamau dalam khotbahnya mengatakan bahwa dalam usia yang ke-101 tahun, Jemaat Pola sudah harus menempatkan diri sebagai contoh bagi jemaat lain. Jemaat Pola juga menurut Pulamau harus menjadi jemaat yang misioner; “salah satu contoh adalah dalam setiap keluarga semua anggotanya harus bisa berdoa sendiri serta setiap keluarga kristen harus bisa menata pelayanan dan kehidupannya dengan baik” ungkap Pulamau. Jemaat Poal menurut Pulamau harus menjadi pola bagi jemaat lain.
Sementara itu dalam sapaannya, Ketua Majelis Jemaat Pola Tribuana Kalabahi, Pdt. Julius Kallawaly, S. Th mengisahkan bahwa berdasarkan catatan daftar baptisan, baik di Alor Kecil, Dulolong, maupun di kalabahi pada tanggal 10 Oktober dan 12 Oktober 1911 oleh DS. Willem Boek sebagai buah hasil perdana jemaat saat itu dibaptis sebanyak 67 orang, di dalamnya terdapat Pdt Lambertus Mowata sebagai pendeta pribumi pertama di Tribuana. “Dari ke-67 jemaat awal yang ada, kini anggota baptis Jemaat Pola  Tribuana Kalabahi berjumlah 5133 orang” paparnya. Hingga kini jumlah pendeta yang pernah mengabdi di jemaat Pola menurut Kallawaly berjumlah 61 orang pendeta. Dikisahkan juga oleh Kallawaly bahwa pada tahun 1922 dasar pondasi gedung gereja Pola Tribuana Kalabahi diletakkan di tempat aula serba guna, dan tukang batu saat itu adalah Bapak Abdul Kadir Djawa, dan tukang kayu, Bapak Abraham Kamis dari Hulnani (1928). Gedung ini kemudian dithabis pada tahun 1930 oleh Ds. Bukhan Kruger.
Selanjutnya Kallawaly juga memaparkan bahwa pada periode 1902 – 1966 adalah masa dimana jemaat menghadapi berbagai hambatan dan tekanan  oleh penjajah Jepang. Dan dua hamba Tuhan,  yaitu Bapak Riwu dan Soleman Dekuanan menjadi martir saat itu. Gereja juga pada masa itu diperhadapkan dengan kesulitan pembiayaan, namun Tuhan tetap memimpin umat Nya melewati krisis dan tantangan pelayanan ini  hingga masa kemerdekaan tahun 1945. Pada masa sulit itu Ds. G. Mollana ditangkap juga oleh Jepang pada 8 Maret 1942 dan menggantikan pelayanan dijalankan oleh Bapak Stefanus Fransis, dengan dibantu oleh Pnt Y Tupu, Pdt Latunasa, dan Bapak St. Christian; “mereka inilah yang mengurus keuangan gereja” lanjut Kallawaly. Kallawaly juga menambahkan bahwa pada saat itu terjadi pembentukan Badan Pengurus gereja Protestan Alor – Pantar yang juga disebut dengan BPGPA dengan susunan pengurus : Bapak St. Christian sebagai Ketua, M Moliona, pembantu ketua, P. Latunusa sebagai penulis merangkap bendahara, dan beranggotakan semua Indiandsch Leeraer se-Alor Pantar.
Perkembangan selanjutnya yang dituturkan oleh Kallawaly adalah adalah penthabisan Majelis Jemaat Pola Tribuana Kalabahi pertama dilakukan pada tanggal 1 Maret 1964, dan pada saat itu menurut Kallawaly terjadi perubahan nama jemaat Kalabahi menjadi Jemaat Pola Triibuana Kalabahi.  “Pemberian nama jemaat – jemaat Kalabahi menjadi Jemaat Pola Tribuana Kalabahi dilakukan oleh Pdt. J. A. Adang, S. Th” paparnya. Kallawaly melanjutkan bahwa pada masa kepemimpinan Pdt Th. Kartunggu tahun 1978 baru dibentuk panitia pembangunan gedung gereja Pola Tribuana Kalabahi yang sekarang berdiri kokoh dan diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1984 oleh Pdt. Th. A. Mesakh, S. Th, Ketua Sinode GMIT saat itu.
Sementara itu Bupati Alor Drs Simeon Th. Pally dalam sambutannya mengatakan bahwa atas usia yang ke -101 tahun ini ada empat hal yang  patut disyukuri. “Pertama, bersyukur karena Allah telah berkarya dalam jemaat ini, kedua, karena Allah telah membentuk jemaat ini dan memposisikannya di pusat kota, ketiga, Allah telah membentuk gereja ini menjadi pola bagi jemaat , dan keempat, jemaat ini telah menjadi pola bagi jemaat lain dan pemerintah. Tugas gereja saat ini menurut Pally adalah mendidik pewaris – pewaris gereja di masa yang akan datang. Sejauh ini menurut Pally gereja Pola sudah banyak berkontribusi bagi daerah; “dengan membentuk iman dan karakter umat, menyiapkan sumber daya manusia dalamm berbagai aspek, terus mendoakan pemerintah bangsa dan negara setiap minggu dan terus menyuarakan damai adalah bentuk nyata kontribusi gereja saat ini” tegas pally. Di akhir sambutannya Pally berharap salah satu cara mewariskan sejarah ini adalah dengan menerbitkan buku sejarah jemaat Pola Kalabahi.
Selain mengadakan kegiatan ibadah, panitia kegiatan juga menyiapkan pelayanan diakonia kepada janda, balu dan yatim piatu sebesar Rp 150.000 kepada janda dan duda serta  orang yang berhak untuk menerimanya. Yang tersebar di wilayah Jemaat Pola Tribuana Kalabahi. (b1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar