Rabu, 29 Mei 2013

12. Tiga Guru MIPA Enggan Ikut Yohanis Suryo





KALABAHI, BANGKIT – Tiga orang guru mipa di Kabupeten Alor menolakuntuk mengikuti pelatihan guru mipa di Institut Yohanis Suryo di Jakarta. Padahal, ketiga guru tersebut telah mengikuti seleksi dan wawancara di Lobi Hotel Pelangi Indah, 12 April kemarin, oleh Pdt Roni Mandang. Ketiga guru mipa tersebut adalah Naomi Anie, Amalisa Lepa dan Maria Djahamauw.
                Ketua DPC GAMKI Alor, Lim Chr Odja S.Th saat ditemui dikediamannya usai seluruh perayaan paskah yang dihelat GAMKI mengatakan, ia sama sekali tidak mengetahui alasan penolakan ketiga guru mipa tersebut. Menurutnya, kuota yang diberikan institut milik Profesor Yohanis Suryo kepada guru-guru mipa melalui GAMKI sebanyak 12 orang. Namun, yang berhasil direkrut GAMKI melalui gereja-gereja hanya empat orang. Dan dari empat orang tersebut, hanya tiga orang yang mengikuti tahapan wawancara.
                Pemda Alor kemudian menyikapinya. GAMKI dan sembilan utusan Institus Yohanis Suryo diundang pemda. Hasil pertemuan menyebutkan, pemda melalui GAMKI akan mengirim 12 orang guru mipa untuk mengikuti pelatihan di Institut Yohanis Suryo paling lambat juni tahun ini. Untuk itu, pemda meminta GAMKI agar memberikan gambaran tertulis sehingga pemda dapat mengetahui secara baik tentang Institut Yohanis Suryo serta tujuan-tujuan dari GAMKI sebagai fasilitator.
                Pihak institut akan menerima 12 guru mipa dari Alor melalui dua kloter. Masing-masing kloter berjumlah enam orang.Kloter pertama akan diberangkatkan paling lambat Juni 2012. Kloter kedua akan diberangkatkan setelah kloter pertamaselesai mengikuti pelatihan di Institut Yohanis Suryo selama ± 4 bulan.
                Kabupaten Alormendapat perhatian khusus dari Institut Yohanis Suryo. Sebab, kloter kedua diberikan kesempatan oleh institut meski kloter pertama gagal. Nah, ini tidak pernah dilakukan institut sebelumnya. Telah menjadi ketentuan internal institut, bahwa kloter pertama sangat menentukan kloter-kloter selanjutnya.
Menyangkut dana, Odja mengatakan, Pemda telah berjanji untuk membantu selama para guru mipa mengikuti pelatihan di institut. “Saya percaya Pemda akan merealisasikan janjinya. Apalagi hubungan Pemda dan GAMKI selama ini, baik” tegasnya.
Kendati demikian, bukan berarti GAMKI diam dan berpangku tangan. Menurut Odja, GAMKI akan terus mengawal agar kesepakatan tersebut dapat terealisasi mengingat Pemda memiliki setumpuk agenda penting lainnya.

Untrib Dilibatkan

Untrib Kalabahi meminta dilibatkan dalam program ini. Untuk itu, sesuai hasil kesepakatan dalam pertemuan di aula rumah jabatan Bupati Alor, setiap kloter akan dibagi merata. GAMKI dan Untrib masing-masing mendapat jatah tiga orang. “Untrib akan mengirim tiga orang dosennya dalam setiap kloter” ucap staf Departemen Agama Kabupaten Alor ini semangat.
                Sebenarnya, fokus Institut Yohanis Suryo adalah kepada guru-guru yang mengajar di SMP/sederajat maupun SMA/sederajat. Namun, setelah digambarkan kuantitas para guru mipa dalam dua jenjang pendidikan itu, institut akhirnya memberikan ruang kepada para guru SD yang berlatarbelakang pendidikan strata satu. (a1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar