Jumat, 31 Mei 2013

53. Pejabat Harus Andalkan Tuhan





KALABAHI – BANGKIT - Barisan pejabat daerah ini yang dipimpin langsung oleh Bupati Alor, Drs. Simeon Th. Pally, Senin (21/05/2012) didoakan secara khsusus oleh enam orang pendeta. Bertempat di gedung gereja Jemaat Pola Tribuana Kalabahi, barisan yang terdiri atas Bupati, Plt. Sekda, para Asisten, pimpinan SKPD, para Kabag, serta Camat ini didoakan langsung oleh enam orang pendeta GMIT antara lain  Pdt. Yakobus Pulamau, S. Th, Pdt. Soleman S. Lauley, S. Th, Pdt. Ratu H, Djobo – Pay, S.Th, Pdt. Helda. O. Lahal – Taimenas, S. Th, Pdt. Thobias Manafe, S. Th dan Pdt. Octaviana M. Appah, S. Si.,Theol.
Kegiatan doa bagi para pejabat ini diselenggarakan sebagai bentuk dukungan dan kepedulian gereja terhadap para pemimpin negeri ini. Dalam curahatan hatinya, Bupati Alor Drs Simeon Th. Pally mengungkapkan bahwa lewat momentum ini kami rindu agar kita semua mendoakan negeri tercinta ini agar tetap diberkati Tuhan dan biarlah para pemimpinnya terus diberikan hikmad untuk mengatur dan menata daerah ini sesuai kepercayaan yang telah diamanatkan oleh rakyat. Hal senada juga disampaikan oleh Plt. Sekda, Drs. Oktovianus Lasiko. Lasiko menyampaikan bahwa saat ini kami mengalami sebuah pergumulan yang berat dan kami sangat membutuhkan dukungan doa dari para pendeta; kiranya Tuhan yang memberi kepercayaan, Tuhan juga yang akan menyertai”.
Dalam bacaan Alkitab pertama yang terambil dalam Kolose 2 : 1 – 6, Ketua Majelis Klasis ABAL, Pdt. Yakobus Pulamau, S. Th mengatakan bahwa menjadi seorang pemimpin diibartkan seekor domba yang berada diantara serigala. Sebagai domba diantara serigala, tentunya ia mengalami banyak tekanan dan tantangan. Namun hanya dalam Tuhan ada kelepasan.
Sedangkan bacaan kedua yang terambil dalam I Korintus 4 : 1 – 21, Pulamau mengatakan bahwa memang tidak ada seorangpun yang suci; manusia setiap saat terus bergumul dengan dosa, akan tetapi marilah kita memandang masalah sebagai cara Tuhan untuk mendekatkan kita kepada Nya. Sebagai seekor domba yang berada di tengah serigala, kita dituntut untuk cerdik seperti ular tetapi tulus seperti merpati. Pulamau melanjutkan, “terkadang kita berperilaku seperti seekor serigala yang tentunya itu bertentangan dengan iman Kristen, namun malam ini kita diingatkan untuk datang dan berserah pada Yesus”. Masih dalam bacaan kedua, Pdt. Pdt. Helda. O. Lahal – Taimenas, S. Th  mengatakan bahwa pemimpin yang berhikmad adalah pemimpin yang berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.  Lewat berbagai masalah, sebenarnya Allah sedang memberikan kesempatan kepada kita untuk berevaluasi. Melanjutkan khotbah berantai, Pdt. Soleman L. Lauley, S. Th mengatakan bahwa tantangan terbesar biasanya datang dari dalam diri sendiri. Menurut Lakalet, setiap saat setiap orang diposisikan dalam dua hal, yaitu menjadi tuan dan hamba; “mengapa demikian ? karena Allah tidak mau manusia sadar bahwa ada yang lebih kuat dari nya, sehingga manusia tidak menjadi sombong”. Lauley juga melanjutkan bahwa polemik ada agar kita sadar bahwa Tuhan itu ada. Pdt. Ratu H, Djobo – Pay, S.Th saat mendapat kesempatan mengatakan bahwa menerima kepercayaan itu gampang, tetapi untuk menjaganya yang susah; “kadangkala kita mengambil kebijakan yang berdampak pada melukai kepercayaan orang”. Dalam momentum kenaikan Kristus dan masa penantian datangnya Roh Kudus, kita sebagai pemimpin tentunya harus meminta tuntutan Roh Kudus agar diberikan hikmad Tuhan dalam mempertimbangkan segala hal. Kesempatan berikutnya, Pdt. Octaviana M. Appah, S. Si.,Theol mengatakan bahwa saat Yesus mengutus murid – murid Nya, Ia berpesan untuk tidak membawa apa – apa. Maksud Yesus adalah mereka jangan kuatir dalam pelayanan dan amanat yang sudah diberikan, karena bagi mereka ada upah dari Tuhan. Pdt Thobias Manafe, S. Th menutup khotbah berantai dengan mengatakan bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini. “mengutip sebuah ungkapan dari bapak Alm. J. A. Adang, beliau mengatakan iman Kristen selalu berada satu langkah  dari pada iman lain”. Melalui petikan kalimat ini Manafe mengajak semua pemimpin daerah ini untuk berani menyatakannya bagi dunia. Di akhir dari khotbahnya Manafe memberikan tips agar setiap pejabat selalu menaruh Alkitab di laci – laci meja kerjanya sehingga apabila apa waktu kosong bisa membacanya dan berdoa. (b1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar