Rabu, 29 Mei 2013

23. Untrib Akhirnya Punya Rektor Baru


Rektor Untrib, Fredik A. Kande,M.Pd (Nomor 3 dari Kanan) berpose bersama Anggota DRPD Alor James Takalepta (ujung kiri), Asisten II Setda Alor, Drs.Hopni Bukang (Kedua dari kiri), Wakil Ketua Sinode GMIT, Welminttje K. Maleng,M.Th (ketiga dari kiri),  istri tercinta (keempat dari kiri), Ketua Yayasan Tribuana, Permenas Kolly,SE (Kedua dari kanan) dan Mantan Bupati Alor, Ir.Ans Takalapeta (Ujung kanan)



KALABAHI, BANGKIT - Fredik Abia Kande, S.Pd.,M.Pd resmi memimpin Universitas Tribuana (Untrib) Alor periode 2012 – 2016. Asisten II Setda Alor Drs Hopni Bukang, Wakil Ketua DPRD Alor James Takalapeta SH, Dandim 1622 Alor Letkol (Inf) Ebenhezer Tobing, Wakil Ketua Sinode GMIT Pdt. Welmintje Kameli Maleng, M.Th, para pendeta, jajaran dosen Untrib dan mahasiswa serta undangan tampak hadir dalam proses pengambilaln sumpah jabatan rektor Untrib, 3 April lalu di Aula Pola Tribuana Kalabahi.
                Ketua Yayasan Tribuana Kalabahi, Permenas Kolly, SE yang kerap kali turun tangan untuk menangani setiap dinamik kampus, sepertinya berakhir. Kini, ia berharap banyak kepada rektor baru yang telah dikukuhkan.
Ketika tampil memberikan sambutan, Kolly mengatakan, pelantikan rektor tersebut merupakan pelantikan rektor yang ketiga. “Yang pertama terjadi pada 3 Oktober 2003 yakni untuk melantik Pdt Dina Takalapeta, S.Th. Kedua, ketika dilaksanakan pada 7 September 2011 lalu, yakni untuk melantik Pdt. Dr. Ayub Ranoh, M.Th” sebut mantan Kabag Pembangunan dan Sekretaris Dinas Kehutanan Kabupaten Alor ini tegas.
                Kolly juga menyampaikan ucapan terima kasih bagi semua masyarakat Alor yang telah memberikan dukungan kepada kampus tersebut. “Untrib adalah kampus orang Alor; kampus untuk mencetak kader-kader pemimpin masa depan daerah ini. Untuk itu, mohon segera hilangkan berbagai pikiran buruk tentang kampus ini” pinta Kolly.
                Menariknya, Kolly tidak menepis isu bahwa Untrib adalah kampus ilegal atau kampus tidak jelas. Bahkan ia juga menyatakan, Untrib adalah satu–satunya kampus di daerah perbatasan Negara Indonesia sehingga memiliki posisi strategis. Kolly berharap agar Rektor Untrib bisa melakukan banyak hal bagi daerah ini.
                Selanjutnya, Fredik Abia Kande, S.Pd.,M.Pd yang baru saja dilantik menjadi Rektor Untrib, dalam pidato ilmiahnya, mengatakan, pendidikan tinggi merupakan lokomotif perubahan suatu bangsa. Oleh karena itu, menurut Kande, pendidikan tinggi diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Namun, penyiapan SDM bukan pekerjaan ringan.
Seperti yang dikemukakan Kande, ada empat hal yang perlu disikapi. Pertama, market trend yakni tren pasar; kebutuhan dunia kerja sekarang tidak saja meningkat tetapi juga bervariasi. Kedua, banyak perguruan tinggi yang menyediakan program-program yang relatif sama. Ketiga, kecenderungan out put perguruan tinggi saat ini yang lebih memilih pada sektor formal daripada informal sehingga pengangguran terus meningkat. Baginya, semakin tinggi tingkat pengangguran menjadi indikasi dari minimnya keterserapan output perguruan tinggi. Keterserapan output yang minim menjadi indikator dari rendahnya akuntabilitas perguruan tinggi.“Keempat, semakin ketatnya quality assessment melalui akreditasi program studi” paparnya.
                Menanggapi empat tantangan di atas, maka dibutuhkan strategi yang tidak saja efisien tetapi juga efektif. Menurutnya, satuan strategi kebijakan diharapkan telah memikirkan langkah antisipatif dan nilai adaptibilitas yang tinggi. Baginya, perguruan tinggi juga harus memiliki cara pandang baru dalam melihat kekuatan dan kelemahan secara internal serta meluruskan indikator–indikator baru yang lebih tepat. “Misalnya indikator jumlah mahasiswa harus berubah ratio dosen-mahasiswa. Indikator jumlah kelulusan berubah menjadi kualitas lulusan. Dan indikator jumlah penelitian berubah menjadi kualitas penelitian, dan seterusnya” sebut mantan dosen Unkris Kupang ini tegas.
Menyangkut perkembangan sebuah perguruan tinggi, menurut Kande, setidaknya melewati empat tahapan penting. Empat tahapan itu adalah perguruan tinggi harus tetap hidup, kompetitif, leadeing, dan terkenal.
Ia juga memaparkan bahwa ada dua variabel pembentuk daya saing perguruan tinggi. Pertama, sumber daya pendidikan yang dimiliki serta pemanfaatannya. Dan kedua, perguruan tinggi mampu menghasilkan kualitas produk yang sulit disaingi oleh lembaga lain.
Kande menyadari bahwa kepercayaan masyarakat Alor terhadap Untrib hampir berada pada titik nol. Oleh karena itu, sebagian mahasiswa Untrib melanjutkan pendidikannyadi Kupang. Kande menegaskan, di bawah kepemimpinannya, tidak saja hidup atau leading tetapi juga diupayakan untuk dikenal.
Kande mengatakan, ada delapan hal yang perlu dilakukan sekarang. Pertama, membangun kepercayaan publik (publik trust). Kedua, menumbuhkan budaya akademik. Ketiga, memperkuat kapasitas kelembagaan melalui SDM yang handal, team work yang kompak dan efektif, kurikulum yang up to date, serta kualitas layanan yang senantiasa mendengar apa kata mahasiswa dan memiliki SWOT. Keempat, meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengembangan perangkat pelajaran yang berbasis teknologi informasi.
Kelima, meningkatkan kualiatas dan akuntabilitas kelembagaan melalui evaluasi diri dan akreditsi program studi. Keenam, meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Ketujuh, mengembangkan networks dan partnerships yang kuat dan luas. Dan kedelapan, membangun pusat keunggulan universitas yang berbasis pada daerah perbatasan, mengingat Kabupaten Alor sebagai salah satu daerah perbatasan dan pulau terdepan.
                Melanjutkan rentetan sambutan, Wakil Ketua DPRD Alor, James Takalapeta mengatakan, figur rektor yang terpilih karena dikehendaki Tuhan. Oleh sebabb itu, Takalapeta mengajak semua masyarakat Kabupaten Alor khususnya civitas akademika Untrib untuk mendukung dan memajukan Untrib. 
                Bagi Takalapeta, Untrib memiliki posisi tawar yang tinggi karena berada di wilayah perbatasan. Oleh sebab itu, Untrib diharapkan dapat membangun kerja sama dengan Timor Leste agar mendatangkan mahasiswanya untuk menempuh study di Untrib.
                “Untuk itu, Untrib harus memiliki standar kerjasama internasional yang sesuai persyaratan sumber daya manusia yang ada” pinta Takalapeta seraya berharap agar Untrib mampu menyediakan SDM sesuai dengan kebutuhan pasar baik itu dalam negeri maupun luar negeri.
                Diakhir sambutannya, ia mengatakan, keberadaan universitas di suatu kota dapat mendorong percepatan pembangunan baik itu dalam bidang ekonomi maupun sosial budaya.
                Asisten II Setda Alor, Drs Hopni Bukang yang tampil mewakili Bupati Alor, ketika membacakan sambutan tertulis Bupati, mengatakan, dalam usia Untrib yang kelima, Untrib harus terus memacu untuk meningkatkan mutu kinerja di tengah persaingan universitas lainnya. Menurut Pally, Untrib merupakan anugerah bagi masyarakat Alor sekaligus merupakan aset daerah dan bangsa. Bagi pemerintah, Untrib telah mewujudkan komitmen implementasi program tri krida khususnya peningkatan SDM.
                Bupati berpendapat, peran perguruan tinggi dalam membangun daya saing bangsa sangat vital mengingat sekarang adalah era ekonomi berbasis pengetahuan dan globalisasi. “Kesejahteraan dan kemajuan bangsa tidak lagi ditentukan oleh melimpahnya sumber daya alam atau banyaknya tenaga kerja yang tersedia. Tetapi lebih ditentukan oleh produktivitas dan kreativitas insan cendikianya” tegas Bupati.
                Melalui Bukang, Pally menambahkan, globalisasi melahirkan persaingan yang semakin keras di semua sektor. Selain itu, globalisasi juga membuka batas–batas antar negara. Kemajuan teknologi informasi, tegas Pally, telah menjadi pendorong semakin cepatnya proses perubahan yang terjadi. Dan tentunya hal itu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi dunia perguruan tinggi sehingga harus ditanggapi dengan sigap, tepat, profesional, bertanggungjawab dan arif.
                Pally berpendapat, Untrib dituntut untuk tidak saja matang dalam berpikir dan bertindak, tetapi juga matang dalam karya akademik serta berinovasi dengan dinamika tuntutan perubahan. Kendati begitu, Pally memberikan apresiasi positif sekaligus motivasi kepada seluruh civitas akademika Untrib untuk terus berpacu, berbenah diri sekaligus mengambil langkah-langkah konkrit. Dengan demikian, Untrib dapat berada dalam jalur menuju universitas yang memiliki daya saing sehingga Untrib tidak lagi berpikir lokal dan bertindak lokal, melainkan berpikir global dan bertindak global.
                Di akhir sambutannya, Pally menyampaikan, Untrib sebagai menara gading sebaiknya menjadi “menara api” yang memanasi, menerangi dan menguatkan serta membakar ketertinggalan, keterbelakangan, kemelaratan dan kebodohan. 
                Sementara itu, Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Welmintje Kameli Maleng, M. Th, dalam penyampaian suara gembala, mengatakan, peran gereja dalam pengembangan dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi bukan lagi merupakan pilihan tetapi sesungguhnya merupakan kesaksian.
                Menurut dosen Unkris Kupang ini, kehadiran perguruan tinggi merupakan salah satu perwujudan dari karya pembebasan Yesus Kristus bagi umat-Nya. Mengutip Lukas 14, bahwa seluruh karya Yesus Kristus adalah karya penggenapan bagi mereka yang masih hidup dalam keprihatinan. Atas dasar misi inilah, gereja mewujudkan itu dengan memperhatikan dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggu. Diakhir penyampaiannya, ia mengharapkn agar Untrib mampu meningkatkan kualitas sehingga dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. (b1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar