Rabu, 29 Mei 2013

20. Evangelis Korea Angkat Bicara Soal Petrus Dan Ribka



 KALABAHI, BANGKIT–Evangelis Choil Il Gyu asal Korea Selatan “mengupas” kisah Simon Petrus dan Ribka dalam Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Gereja Pantekosta di Indonesia Jemaat Agape. Bertempat di aula Jemaat Pola Kalabahi, animo jemaat untuk mengikuti KKR sangat tinggi. Buktinya, KKR yang dilaksanakn tanggal 11 April hingga 12 April itu selalu dipadati jemaat.
                Malam pertama, thema KKR adalah “Apakah Kamu Capek?”. Ayat yang digunakan Gyu terambil dalam Yohanis 21:1-14.Dari penjabarannya diketahui, bahwa murid-murid Yesus kembali kepada pekerjaan mereka semula setelah Yesus bangkit. Itu merupakan pilihan karena mereka takut terhadap berbagai bentuk ancaman dari orang-orang Yahudi. Namun ketika itu, Yesus mendatangi mereka tanpa mereka menyadari itu.
                Simon Petrus adalah orang pertama dari sekian murid Yesus yang memiliki ide untuk kembali kepada profesi semula; nelayan. Padahal, Simon Petrus merupakan satu-satunya murid yang paling dekat dan setia dengan Yesus. Simon Petrus merupakan inti dalam persoalan ini.
                Yesus mengetahui semua tentang Simon Petrus.Sebab itu, ketika Simon Petrus dijumpai Yesus pertama kali, Yesus memberi nama Petrus kepadanya. Tentu semua mengetahui, Simon adalah nama pertama Petrus. Ketika itu, Yesus mengatakan, di atas namanya gereja Tuhan akan berdiri. Contoh lain adalah ketika Petrus akan menyangkal Yesus. Juga yang terjadi pada diri kita. Yesus mengetahui tentang kita, baik itu masa lalu, sekarang dan masa akan datang.
                Yesus juga kerap hadir pada saat-saat yang tepat. Sebagai bukti, Yesus hadir di saat Petrus benar-benar kecewa. Ketika itu, Yesus menyuruh Petrus kembali menebarkan jalanya di perairan yang tidak terlalu dalam. Luar biasa hasilnya. Petrus memperoleh ikan dalam jumlah yang sangat banyak hingga perahunya hampir tenggelam.
                Gyu menjelaskan, bahwa terjadi hal unik dalam peristiwa itu. Petrus adalah pelaut sejak kecil. Namun ia tidak membantah sedikitpun pernyataan Yesus. Apalagi telah semalam suntuk Petrus bertarung dengan gelombong namun tidak mendapatkan apa-apa. Artinya, Petrus adalah nelayan profesional yang tahu tentang gejala laut. Selain itu, Petrus juga tahu kalau Yesus adalah tukang kayu.
                Dari khotbah Gyu, makna yang diperoleh adalah tentang persahabatan. Persahabatan dengan Yesus. Yesus akan mengenal kita secara pribadi. 
                Pada malam kedua, Gyu memberi thema “Di Manakah Letak Kecemerlangan dari Ribka”. Ayat Alkitab ia ambil dari Kejadian 24:1-20. Ayat itu menceritakan tentangAbraham.Ketika itu Abraham memesan kepada budaknya sebelum ia suruh pergi untuk mencari perempuan yang akan dinikahkan dengan putranya, Ishak. Pesan pertama, perempuan yang akan menjadi istri Ishak harus dari keturunan Abraham. Dan kedua, Ishak tidak boleh ikut serta dalam perjalanan itu. Memang ini sebuah pesan yang sulit. Namun disitulah Allah menunjukkan karya-Nya.
                Budak Abraham merasa sulit untuk menemukan perempuan yang tepat menjadi istri Ishak. Namun Gyu mengatakan, budak Abraham memiliki indikator sendiri yang kelihatannya sederhana. Nah, pertanyaannya, munkinkah itu terjadi?
                Gyu mencoba menggambarkan suasana saat itu. Gyu mengisahkan, sumur pada masa itu ukurannya lebih besar, dan ada anak-anak tangga mencapai permukaan air. Dengan demikian, bagi penimba air, mereka harus menuruni anak-anak tangga. Tidak ada tali dan katrol seperti perigi yang ada saat ini. Jadi memang susah orang-orang pada masa itu untuk menimba air sumur.
                Ketika itu muncul Ribka dan sejumlah perempuan untuk menimba air di sumur itu. Budak Abraham mencoba meminta kemurahan hati agar satu di antara perempuan-perempuan itu dapat memberi minum sepuluh ekor untu yang ia bawa dari majikannya, Abraham. Belum selesai ia bicara, Ribka menghampirinya dan menyatakan kesediaannya untuk memberi minum semua unta yang dibawa budak itu. Padahal, satu ekor unta membutuhkan 85 liter air. Jika ditotalkan, maka Ribka harus menimba air sebanyak 850 liter. Selain itu, tempayan air memiliki neto 1 kg. Perlu diingat juga bahwa hanya 10-15 liter air yang dapat diangkut Ribka dalam sekali jalan. Namun Ribka dengan semangat dan senang hati melakukan itu. Padahal, sebelumnya mereka tidak saling mengenal. Indikator inilah yang digunakan budak itu untuk menjatuhkan pilihannya pada Ribka untuk menjadi istri Ishak.
                Gyu mengatakan, Allah memakai apa yang ada pada kita untuk melakukan pekerjaan-Nya. Dengan sebuah tempayan kecil, ia mampu menimba air hingga 850 liter. Sebenarnya pengalaman itu juga terjadi pada kita sekarang ini. Di akhir khotbahnya, Gyu memberikan sinyal bahwa Allah saat ini mau memakai umat Tuhan di Alor. Meski kita mengalami keterbatasan, Allah pasti akan memberikan kemampuan untuk menghadapi setiap masalah. Karena letak keberhasilan Ribka adalah pada kesetiaan, maka Allah mau jemaat memberikan yang terbaik dari kita kepada sesama. (b1).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar