Jumat, 31 Mei 2013

46. Berani Lantunkan Lagu Rohani di Panggung Alor Got Talent




Eptry Sugiral Weni Grimu

KALABAHI-BANGKIT – Ajang Alor go talent telah usai dan masih meninggalkan sejumlah kenangan bagi masyarakat Alor. Sejumlah bakat ditampilkan dalam panggung yang terbilang cukup megah bagi ukuran orang Alor. Berbagai peserta menampilkan sejumlah kreatifitas baik bersifat modern hingga tradisional; mulai dari tarian hingga nyanyian. Di antara berbagai peserta yang tampil ternyata ada fenomena menarik yang mana ada beberapa peserta yang “nekad” lantunkan pujian rohani dalam ajang yang “berbau” sekuler tersebut.
Sebut saja Eptry Sugiral Weni Grimu atau biasa disapa Esy. Mahasiswa Untrib ini sangat “berani” tampil beda dalam ajang tersebut. Tampil di depan ribuan pasang mata, Esy dengan penuh kepercayaan diri “memuji Tuhan”. Dengan cirri khas suara yang serak – serak basah, mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi tersebut “mempesonakan” hadirin dengan pujian berjudul Terpesona, sebuah koleksi dari Talita Doodoh.
Saat ditemui bangkit, wanita berusia 24 tahun ini menuturkan bahwa sebelumnya ia dibatasi oleh rekan-rekannya karena dianggap lagu yang dipersembahkan tidak sesuai dengan event yang digelar. “Namun saya tetap optimis karena saya tidak tertarik dengan lagu-lagu yang tidak memuliakan Tuhan” curhat Esy. Ia menambahkan juga bahwa walaupun ia tidak lolos pada putaran final namun dirinya tetap merasa bangga kerena telah bersaksi tentang nama Tuhan kepada ribuan penonton. “ternyata diantara banyak penonton yang ada banyak yang diberkati. Buktinya banyak Short Message Service (SMS) support yang masuk ke Handphonnya pasca audisi”  paparnya.
Talenta vokalnya ternyata sudah diasa sejak bangku Sekolah Dasar. “sejak SD saya sudah terbiasa mengikuti berbagai lomba yang diadakan di gereja” ungkapnya. Walaupun memiliki suara yang merdu, Putri dari pasangan Orias W Grimu dan Sarah W. Grimu ini tetap tampil sederhana; “semua ini adalah anugerah Tuhan” ungkapnya sambil menebar senyum.  Sebagai seorang yang sering menjadi master of ceremony (MC) maupun dirigen, Esy terus dituntut untuk tampil professional. Namun itu tidak membuat ia meninggalkan Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan masih terus eksis melayani dalam persekutuan doa serta menjadi tenaga honorer pada PAUD Kristina (bk)




KALABAHI-BANGKIT – Ajang Alor go talent telah usai dan masih meninggalkan sejumlah kenangan bagi masyarakat Alor. Sejumlah bakat ditampilkan dalam panggung yang terbilang cukup megah bagi ukuran orang Alor. Berbagai peserta menampilkan sejumlah kreatifitas baik bersifat modern hingga tradisional; mulai dari tarian hingga nyanyian. Di antara berbagai peserta yang tampil ternyata ada fenomena menarik yang mana ada beberapa peserta yang “nekad” lantunkan pujian rohani dalam ajang yang “berbau” sekuler tersebut.
Sebut saja Eptry Sugiral Weni Grimu atau biasa disapa Esy. Mahasiswa Untrib ini sangat “berani” tampil beda dalam ajang tersebut. Tampil di depan ribuan pasang mata, Esy dengan penuh kepercayaan diri “memuji Tuhan”. Dengan cirri khas suara yang serak – serak basah, mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi tersebut “mempesonakan” hadirin dengan pujian berjudul Terpesona, sebuah koleksi dari Talita Doodoh.
Saat ditemui bangkit, wanita berusia 24 tahun ini menuturkan bahwa sebelumnya ia dibatasi oleh rekan-rekannya karena dianggap lagu yang dipersembahkan tidak sesuai dengan event yang digelar. “Namun saya tetap optimis karena saya tidak tertarik dengan lagu-lagu yang tidak memuliakan Tuhan” curhat Esy. Ia menambahkan juga bahwa walaupun ia tidak lolos pada putaran final namun dirinya tetap merasa bangga kerena telah bersaksi tentang nama Tuhan kepada ribuan penonton. “ternyata diantara banyak penonton yang ada banyak yang diberkati. Buktinya banyak Short Message Service (SMS) support yang masuk ke Handphonnya pasca audisi”  paparnya.
Talenta vokalnya ternyata sudah diasa sejak bangku Sekolah Dasar. “sejak SD saya sudah terbiasa mengikuti berbagai lomba yang diadakan di gereja” ungkapnya. Walaupun memiliki suara yang merdu, Putri dari pasangan Orias W Grimu dan Sarah W. Grimu ini tetap tampil sederhana; “semua ini adalah anugerah Tuhan” ungkapnya sambil menebar senyum.  Sebagai seorang yang sering menjadi master of ceremony (MC) maupun dirigen, Esy terus dituntut untuk tampil professional. Namun itu tidak membuat ia meninggalkan Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan masih terus eksis melayani dalam persekutuan doa serta menjadi tenaga honorer pada PAUD Kristina (bk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar