Jumat, 31 Mei 2013

36. Untrib adalah Silent Ministry

Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Welmintje Kameli Maleng, M. Th


Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Welmintje Kameli Maleng, M. Th saat dikonfirmasi mengenai hal ini mengatakan bahwa Untrib merupakan silent ministry atau pelayanan gereja yang tidak kelihatan. Menurut Maleng, Untrib memang bukan milik gereja tetapi didirikan oleh gereja; “karena menurut undang – undang, gereja tidak boleh membangun sekolah karena itu gereja membuat Yayasan dan akhirnya membentuk kampus Untrib, sehingga saya dengan tegas menolak ide tersebut”.
Maleng juga menambakan bahwa saat didirikannya Untrib, para tokoh pendiri begitu berkorban habis – habisan, bukan saja tenaga, pikiran, waktu tetapi juga dana. “suntuk itu saya berpendapat bahwa sesuatau yang sudah diperjuangkan dengan bersusah payah jangan diberikan secara cuma – cuma kepada pihak lain. Bahkan menurut Maleng dalam dialognya meminta tanggapan dari Prof DR. Suharsimi Arikunto, dosen Universitas Negeri Yogyakarta yang diundang khusus oleh Untrib beliau juga tidak sependapat dengan wacana Untrib dinegerikan.
Menanggapi adanya wacana dibukanya kampus negeri di Alor, Maleng sedikit meragukan itu akan dibuka dalam jangka waktu yang dekat. “saya rasa tidak semudah dan secepat itu pemerintah membangun satu lagi universitas negeri karena sekarang Untrib sudah ada; kecuali nanti kedepan, saat mahasiswa sudah tidak lagi terserap oleh Untrib dan memang karena ada kebutuhan; tetapi bahwa kemungkinan itu memang ada karena ini wilayah perbatasan”. Lanjut Maleng. Maleng juga sepakat dengan sambutan yang disampaikan oleh Bupati Alor bahwa sebaiknya kampus ini tidak didirikan di Kalabahi. 
Hal senada dikatakan juga oleh Ketua Majelis Klasis Alor Barat Laut, Pdt Yakobus Pulamau, S. Th ketika dikonfirmasi mengenai hal ini ia mengatakan “saya secara pribadi sangat tidak setuju; alasannya adalah kita memulai pergumulan mendidirikan perguruan tinggi ini dengan menghadapi berbagai liku – liku yang luar biasa. Jadi kalau begitu gampang untuk dinegerikan alangkah naifnya kita”. Pulamau berharap Yayasan Tribuana sebaiknya lebih proaktif untuk mengelola perguruan tinggi ini secara baik sehingga dia (Untrib) menjadi perguruan tinggi swasta yang dikenal di berbagai kalangan.
Menanggapi dibukannya sebuah kampus negeri di Alor, Pulamau berpendapat “saya agak sedikit pesimis dengan universitas negeri. Alasannya ialah tidak mudah orang bisa mendirikan sebuah universitas” paparnya Untuk mendirikan Untrib saja menurut Pulamau membutuhkan waktu bertahun – tahun; “bahkan beberapa pengurusnya sempat dilaporkan dan diperiksa di Polisi” tegas Pulamau. Ia melanjutkan bahwa sekalipun ada Universitas negeri tidak mungkin letaknya berdampingan dengan Untrib (b1).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar