Rabu, 29 Mei 2013

3. Lima Tokoh Perempuan Lintas Agama Dikunjungi GOP




KALABAHI, BANGKIT - Menyambut perayaan Hari Ulang Tahun ( HUT ) Kartini ke – 84, sejumlah organisasi yang tergabung dalam gabungan Organisasi Perempuan ( GOP ) Alor mengunjungi lima tokoh perempuan lintas agama yang berjasa bagi kaum perempuan di Kabupaten Alor.  lima tokoh perempuan lintas agama, masing–masing Ibu Dinong (Katholik), Ibu Ata Galeko (Islam), Ibu Adang – Haan dan Ibu Kori Doga – Oranai ( Protestan ) dan ibu Wayan ( Hindu ). Hal ini disampaikan oleh Ketua Panitia kegiatan HUT Kartini ke – 84 Florence Takalepata, SE dalam sambutan tertulisnya.
Dalam kunjungan tersebut GOP juga menyiapkan sejumlah bingkisan sebagai tanda ucapan terima kasih atas jasa yang pernah ditorehkan dalam sejarah kaum perempuan di Alor.
Selain melakukan anjangsana kepada kelima tokoh perempuan tersebut, GOP Alor juga merayakan dengan sejumlah kegiatan menarik lainnya, diantaranya melakukan perkunjungan kepada dua orang korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT ) atas nama ibu Elvis Plaituka dan Ibu Deborah Mabata, melakukan bakti sosial berupa penanaman anakan pohon dan penataan taman yang berlokasi di halaman Kantor Bupati Alor, pemeriksaan kesehatan gratis dan pemberian hadiah hiburan bekerjasama dengan PT Askes, sosialisasi Undang – Undang nomor 23 tahun 2004 tentang KDRT, serta acara puncak perayaan HUT Kartini yang dirangkai juga dengan kegiatan lomba membuat makanan ringan berbahan local non terigu dan lomba busana terbaik kepada undangan yang hadir.
Dalam kegiatan kali ini menurutnya melibatkan berbagai organisasi perempuan, beberapa diantaranya Dharma wanita unit Setda Kabupaten Alor, Persit Kartika Candra Kirana dari kodim 1622 Alor, Bhayangkari, Forkom P2HP, Perempuan Klasis ABAL, IBI, Aisyiah, Majelis Ta’lim, Nasyatul Aisyiah, Kerta Wredatama,, WKRI, PWKI, Yukti Dharma Karini, LSM Jayaperbangsa, Ikatan istri Anggota DPRD Kabupaten Alor, Adhiyaksa Dharma Karini, Persatuan ibu PT PLN, Persatuan ibu Telkom, Persatuan Wanita BRI, Persatuan Wanita Bank NTT, Persatuan Wanita PETRA, Persatuan Wanita PDAM, DWP Unit Dinas/Badan/Kantor lingkup Pemda Alor, dan berbagai individu lainnya.
Mengangkat thema dengan semangat R. A. Kartini ke – 84 tahun 2012 Perempuan Alor sepakat mensukseskan program pembangunan, Ibu Florence Takalapeta mengajak semua ibu – ibu untuk bersatu dan bersama membangun daerah Kabupaten Alor.
Sementara itu Ketua Dewan Pembina GOP Kabupaten Alor Ibu Meteroida Pally – Kashim dalam sambutannya mengatakan bahwa sebagai kaum perempuan harus merasa bertanggungjawab untuk memperjuangkan hak – hak nya agar tidak ada lagi KDRT, diskriminasi dan pelecahan terhadap hak – hak perempuan. Kasyim juga meminta agar Pemerintah dan DPRD harus menyikapi program kerja kaum perempuan, sehingga kaum perempuan mendapat kesempatan yang sama. “Belakangan ini banyak KDRT terjadi di level bawah hingga kalangan pejabat” paparnya, sehingga melalui kesempatan ini secara khusus ia menghimbau agar pimpinan SKPD untuk membina bawahan untuk tidak lakukan KDRT; “saat apel pagi ini disampaikan, karena ada PNS yang tidak memberikan gaji kepada istri” lanjutnya. Meteroida juga kecewa karena ada SKPD tidak mengutus utusannya dalam kegiatan sosialisasi undang – undang KDRT.  Dalam sambutannya di depan semua peserta acara, Pembina GOP berharap agar semua wanita dapat menggunakan talenta yang ada untuk berkarya dan membina keluarga serta organisasinya masing – masing. Beliau melanjutkan “kita dikatakan miskin karena kita tidak bisa mengambil satu keputusan sendiri menyangkut dengan diri pribadi kita”. Di kabupaten Alor lanjut Kasym, kita patut memberikan acungan jempol kepada Pemerintah karena yang menduduki jabatan esalon II dari kaum perempuan ada lima orang; “di Kabupaten lain belum ada seperti itu”. Untuk itu melalui kesempatahn ini beliau mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan DPRD karena telah mengakomodir banyak kepentingan dari kaum perempuan. Di akhir sambutannya ia mengatakan bahwa perbedaan dalam rumah tangga itu hal yang biasa tetapi mari kita satukan perbedaan menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam keluarga. “Mari kita membawa obor di sudut kita masing untuk memberikan terang bagi keluarga kita, bagi organisasi kita dan bagi siapapun di sekeliling kita yang membutuhkan terang. 
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Alor, Deny Lalitan dalam sambutannya mengatakan bahwa sejak penciptaan Allah telah menugaskan wanita untuk mendampingi laki – laki untuk itu wanita harus mengeksplor dirinya untuk tau dan mengerti urusan laki – laki supaya dapat membantunya. Lalitan melanjutkan bahwa kita pernah akrab dengan istilah tiga batu tungku, namun diplesetkan oleh beberapa orang dengan istilah tiga batu tunggu ditambah satu tukang kipas. “Kalau cuma ada bapak – bapak tanpa ibu – ibu yang kipas, seperti arang yang semakin lama semakin redup”; ungkap Lalitan. Deny juga mengatakan bahwa Istri diciptakan untuk menjadi pendamping suami untuk berprestasi, untuk itu ibu – ibu juga harus mengekplor diri, menambah wawasan supaya tetap sama dan sederajat dengan laki – laki. Di akhir sambutannya Deny Lalitan membacakan pesan dari blackberry messangernya kepada semua peserta. Dikatakan bahwa “berbahagialah karena setiap kehidupan selalu ada yang memberikan perlindungan dan kasih sayang, yaitu suami. Berbahagialah karena setiap pagi seorang anak akan memanggil dan mencari ibu terlebih dahulu. Berbahagialah karena Cuma ibu yang diabdikan dalam satu puisi surga ada di telapak kaki ibu. Berbahagialah hidup di negeri tercinta ini karena cuma negeri ini  yang memberikan apresiasi pada kaum wanita dengan sebutan ibu pertiwi”.
Sementara itu PLT Sekda Kabupaten Alor, Drs Oktovianus Lasiko mewakili Bupati Alor dalam sambutannya menyampaikan bahwa kita berharap melalui peringatan hari kartini ini banyak manfaat yang kita peroleh yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Lasiko mengatakan bahwa dulu kaum wanita dianggap sebagai kelompok kelas dua, sehingga R. A Kartini memperjuangkan untuk harus ada persamaan kedudukan dan hak antara perempuan dan laki – laki. Perjuangan ini memang pada awalnya mendapat tantangan baik dari kaum penjajah juga dari kalangan keluarga sendiri, bahkan oleh kaum laki – laki, namun berkat ketekunan dan ketulusannya akhirnya perjuangan ini direstui oleh pemerintah dan sejak saat itu kita memperingati hari kartini pada tanggal 21 April yang juga merupakan hari lahirnya. Lasiko melanjutkan bahwa dari peristiwa ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaat bahwa sifat pribadi dan semanagt perjuangan Kartini dapat diaplikasian dalam kehidupan bermasyarakat dan pribadi. Pengertian emansipasi menurut Lasiko adalah persamaan hak dengan kaum pria. “Ini menunjukan bahwa kaum wanita seperjuangan dengan kaum pria”.  Dari peringatan ini Lasiko juga menghimbau agar semangat perjuangan ibu kartini dapat dijadikan dasar dan landasan bagi kaum wanita Alor untuk ikut ambil bagian dalam rangka perjuangan membangun kehidupan bangsa dan negara; “Dengan cara ini kaum wanita dapat disejajarkan dengan kaum pria” ungkap Okto Lasiko. Hal lainnya menurut Plt Sekda, dalam proses penciptaan, perempuan diciptakan bukan dari tulang tengkorak, tulang kaki  ataupun tulang tangan, tetapi tulang rusuk, dekat hati agar wanita dikasihi dan dicintai; itu prinsip penciptaan. Lasiko menambahkan bahwa di balik keberhasilan seorang laki – laki ada peranan besar yang juga dimainkan oleh seorang perempuan, karena  itu perempuan harus dihargai. Namun dari beberapa kasus Lasiko mengatakan bahwa kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga itu terjadi karena ada kondisi yang diciptakan oleh perempuan sehingga terjadi kekerasan. Untuk itu Lasiko menghimbau semua pihak harus saling menghargai dan mengerti sehingga kondisi bisa menjadi lebih baik. ( b1 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar