Agustina Duka |
MABU, BANGKIT
- Ibu Agustina Duka, mantan pemuja setan
memberikan kesaksiannya dalam kegiatan Kebaktian Penyegaran Iman (KPI) yang
diselenggarakan di Jemaat Ebenhaezer Mabu oleh Klasis Alor Tengah Utara
(31/05/12). Dalam kesaksiannya diungkapkan bahwa pada awalnya ia didatangi oleh
enam orang yang tidak jelas datang dari mana kemudian menungganginya. Mulai
saat itu dikisahkan bahwa ia mendapatkan kekuatan supranatural yang luar biasa;
“apa yang saya mau bisa terjadi” ungkapnya.
Selama empat belas tahun mama Agus, sebutannya menggeluti dunia hitam
tersebut. Dikisahkan olehnya bahwa kemanapun ia mau pergi pasti bisa terjadi.
Setan memberikan sejumlah kemudahan yang membuatnya bebas melakukan apa saja.
Momentum
pertobatannya dimulai sejak adanya malam KPI yang dibawakan oleh Pdt. John
Adoe. Dikisahkan bahwa saat itu ia sedang bertugas untuk mencatat semua
kelemahan hamba Tuhan, sehingga ia turut hadir dalam ibadah tersebut. Ketika
ibadah selesai, ia pun menuju ruang pelayanan khusus; bukan untuk dilayani
melainkan untuk mencatat semua kelemahan dari pelayan Tuhan. Saat ia ditantang
untuk didoakan, ia sempat menolak namun akhirnya secara terpaksa ia didoakan.
Sejak saat itu walaupun ia belum sepenuhnya bertobat ia mulai merasa ada sesuatu
yang membuatnya terus punya kerinduan untuk dekat dengan Tuhan. Dan pada
akhirnya setelah mengikuti beberapa pelayanan dalam berbagai KPI, perlahan
namun pasti ia pun mau memberikan dirinya sepenuhnya untuk dipakai oleh Allah.
Dalam pesannya ia
juga menyampaikan bahwa tidak ada guna memegang kuasa – kuasa gelap; “itu hanya
buat kita puas sesaat, namun akan menjerumuskan kita ke dalam neraka” pesannya.
Untuk itu ia menghimbau kepada jemaat yang masih memegang kuasa gelap bahwa
untuk segera melepaskannya karena hal itu tidak ada manfaatnya.
Menyambung dengan
hal tersebut Pdt. Lazarus Fanlehi, S. Pd dalam khotbahnya yang terambil dalam
Roma 8:1-7 mengatakan bahwa dengan turunnya Roh Kudus, setiap orang Kristen
telah memperoleh kuasa dari Tuhan. Saat turunnya Roh Kudus menurut Fanlehi
disertai dengan tiga mujizat besar, yaitu adanya tiupan angina kencang,
turunnya lidah api dan munculnya bahasa Roh. “Angin kencang melambangkan
semangat baru yang dimiliki oleh para murid, lidah api sebagai simbol kekuatan
Allah yang ada dalam diri manusia dan efek dari itu adalah munculnya bahasa
Roh” lanjut Fanlehi. Ia melanjutkan bahwa sebagai murid Kristus, kita juga
harus memiliki semangat baru karena Roh Allah sudah ada dalam diri kita masing
– masing, untuk itu Fanlehi berharap semangat itu dapat diaplikasikan dalam
kehidupan berjemaat.
Selain mengadakan
kegiatan KPI, Klasis Alor Tengah Utara juga mengadakan seminar dengan berbagai
topic sesuai kebutuhan jemaat, diantaranya Pedoman Persekutuan Doa yang
dibawakan oleh Pdt. Lazarus Fanlehi, S. Pd, Ketua Majelis Jemaat Diaspora
Padakika, materi Liturgi Persekutuan Doa oleh Pdt. Adriana Sipa, S. Th, Ketua
Majelis Jemaat Betlehem Apamba Luba, materi Pemahaman Alkitab oleh Pdt. Santi
Dami, S. Th, Ketua Majelis Jemaat Likuatang, dan materi Peranan Roh Kudus yang
dibawakan oleh Pdt. Ina Tiluata, S. Th, Ketua Majelis Jemaat Fanating. Turut
hadir dalam ibadah KPI tersebut, Ketua Majelis Klasis Alor Tengah Utara Pdt.
Susana H. Lelang-Mauko, S.Th. (b1)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPuji Tuhan
BalasHapus