MOLA, BANGKIT - World
Vision Indonesia-Area Devolopment Program (WVI-ADP) Alor bekerja sama dengan Klasis Alor
Tengah Utara (Altar) wujudkan Training of
Trainer (ToT) bagi Pelayanaan Anak dan Remaja (PAR) yang berlangsung pada
14 – 16 Mei 2012. Bertempat di Gereja Imanuel Mola, ADP Alor hadirkan Letje
M.I. Leatemia, Vica Inabuy dan Ms.
Endang sebagai pemateri. ToT merupakan implementasi keputusan sidang Klasis
Altar yang pada pelaksanaannya melibatkan WVI-ADP Alor sebagai fasilitator guna
mendatangkan pengajar dari Kupang serta berhasil mengumpulkan 40-an orang
pelayan PAR dari 13 gereja dalam lingkup pelayanan Klasis Altar, dengan masing
– masing gereja mengutus minimal dua orang peserta.
Martinus Harmol,
salah satu staf ADP - Alor yang dikonfirmasi disela-sela kesibukannya
mengatakan, “ToT bertujuan melatih Pelayan PAR, dengan harapan mereka yang
hadir dapat mentransfer ilmu yang diperoleh kepada rekan – rekan Pelayan PAR
lainnya yang tidak berkesempatan hadir. Harmol melanjutkan bahwa ToT juga bertujuan meningkatkan kemampuan Anak
Sekolah Minggu (ASM), sehingga lebih tertarik dengan sekolah minggu, memilki
pengetahuan lebih tentang Kristus, bisa mengembangan kreativitas, meningkatan
cara berpikir yang kritis dan dapat menunjukkan potensi dalam diri. “Semua
pokok-pokok materi bagi Pelayan PAR dibarengi dengan metode pelatihan yaitu
penjelasan, curah pendapat, diskusi kelompok, presentase dan membuat
kesepakatan bersama” papar Harmol.
Adapun materi – materi
yang disajikan diantaranya, perubahan paradigma pendidikan dan implementasinya
dalam pembelajaran di sekolah minggu, mengenal pendekatan berpusat pada siswa (student center learning), peran guru
dan peran siswa didik dalam pendekatan berpusat pada siswa, perjalanan menuju
manusia masa depan, profil dan sikap siswa, motifasi pengajar, profesionalisme
pendidik, kredibilitas dan loyalitas pendidik, managemen kelas, sharing
pengalaman peserta tentang kendala yang dihadapi saat mengajar sekolah minggu,
mengenal dan memahami karakteristik siswa menurut tingkat usia, menanamkan
displin tanpa kekerasan, metode belajar aktif dan inofatif, kecerdasan ganda,
metode belajar interaktif dan menggunaakan media, membuat alat peraga berbasis
lokal serta berlatih membuat persiapan mengajar. Dalam proses pembelajaran,
aktifitas kelas dilengkapi dengan alat peraga dan presentase (micro teaching) oleh peserta.(B-K)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar