Eptry Sugiral Weni Grimu |
KALABAHI-BANGKIT
– Ajang Alor go talent telah usai dan masih meninggalkan sejumlah kenangan bagi
masyarakat Alor. Sejumlah bakat ditampilkan dalam panggung yang terbilang cukup
megah bagi ukuran orang Alor. Berbagai peserta menampilkan sejumlah kreatifitas
baik bersifat modern hingga tradisional; mulai dari tarian hingga nyanyian. Di
antara berbagai peserta yang tampil ternyata ada fenomena menarik yang mana ada
beberapa peserta yang “nekad” lantunkan pujian rohani dalam ajang yang “berbau”
sekuler tersebut.
Sebut
saja Eptry Sugiral Weni Grimu atau biasa disapa Esy. Mahasiswa Untrib ini
sangat “berani” tampil beda dalam ajang tersebut. Tampil di depan ribuan pasang
mata, Esy dengan penuh kepercayaan diri “memuji Tuhan”. Dengan cirri khas suara
yang serak – serak basah, mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi tersebut
“mempesonakan” hadirin dengan pujian berjudul Terpesona, sebuah koleksi dari
Talita Doodoh.
Saat
ditemui bangkit, wanita berusia 24
tahun ini menuturkan bahwa sebelumnya ia dibatasi oleh rekan-rekannya karena
dianggap lagu yang dipersembahkan tidak sesuai dengan event yang digelar.
“Namun saya tetap optimis karena saya tidak tertarik dengan lagu-lagu yang
tidak memuliakan Tuhan” curhat Esy. Ia menambahkan juga bahwa walaupun ia tidak
lolos pada putaran final namun dirinya tetap merasa bangga kerena telah
bersaksi tentang nama Tuhan kepada ribuan penonton. “ternyata diantara banyak
penonton yang ada banyak yang diberkati. Buktinya banyak Short Message Service (SMS) support yang masuk
ke Handphonnya pasca audisi”
paparnya.
Talenta
vokalnya ternyata sudah diasa sejak bangku Sekolah Dasar. “sejak SD saya sudah
terbiasa mengikuti berbagai lomba yang diadakan di gereja” ungkapnya. Walaupun
memiliki suara yang merdu, Putri dari pasangan Orias W
Grimu dan Sarah W. Grimu ini tetap tampil sederhana; “semua ini
adalah anugerah Tuhan” ungkapnya sambil menebar senyum. Sebagai seorang yang sering menjadi master of ceremony (MC) maupun dirigen,
Esy terus dituntut untuk tampil professional. Namun itu tidak membuat ia
meninggalkan Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan masih terus eksis melayani dalam
persekutuan doa serta menjadi tenaga honorer pada PAUD Kristina (bk)
KALABAHI-BANGKIT
– Ajang Alor go talent telah usai dan masih meninggalkan sejumlah kenangan bagi
masyarakat Alor. Sejumlah bakat ditampilkan dalam panggung yang terbilang cukup
megah bagi ukuran orang Alor. Berbagai peserta menampilkan sejumlah kreatifitas
baik bersifat modern hingga tradisional; mulai dari tarian hingga nyanyian. Di
antara berbagai peserta yang tampil ternyata ada fenomena menarik yang mana ada
beberapa peserta yang “nekad” lantunkan pujian rohani dalam ajang yang “berbau”
sekuler tersebut.
Sebut
saja Eptry Sugiral Weni Grimu atau biasa disapa Esy. Mahasiswa Untrib ini
sangat “berani” tampil beda dalam ajang tersebut. Tampil di depan ribuan pasang
mata, Esy dengan penuh kepercayaan diri “memuji Tuhan”. Dengan cirri khas suara
yang serak – serak basah, mahasiswi jurusan Ilmu Ekonomi tersebut
“mempesonakan” hadirin dengan pujian berjudul Terpesona, sebuah koleksi dari
Talita Doodoh.
Saat
ditemui bangkit, wanita berusia 24
tahun ini menuturkan bahwa sebelumnya ia dibatasi oleh rekan-rekannya karena
dianggap lagu yang dipersembahkan tidak sesuai dengan event yang digelar.
“Namun saya tetap optimis karena saya tidak tertarik dengan lagu-lagu yang
tidak memuliakan Tuhan” curhat Esy. Ia menambahkan juga bahwa walaupun ia tidak
lolos pada putaran final namun dirinya tetap merasa bangga kerena telah
bersaksi tentang nama Tuhan kepada ribuan penonton. “ternyata diantara banyak
penonton yang ada banyak yang diberkati. Buktinya banyak Short Message Service (SMS) support yang masuk
ke Handphonnya pasca audisi”
paparnya.
Talenta
vokalnya ternyata sudah diasa sejak bangku Sekolah Dasar. “sejak SD saya sudah
terbiasa mengikuti berbagai lomba yang diadakan di gereja” ungkapnya. Walaupun
memiliki suara yang merdu, Putri dari pasangan Orias W
Grimu dan Sarah W. Grimu ini tetap tampil sederhana; “semua ini
adalah anugerah Tuhan” ungkapnya sambil menebar senyum. Sebagai seorang yang sering menjadi master of ceremony (MC) maupun dirigen,
Esy terus dituntut untuk tampil professional. Namun itu tidak membuat ia
meninggalkan Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan masih terus eksis melayani dalam
persekutuan doa serta menjadi tenaga honorer pada PAUD Kristina (bk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar