Padamaley
: “Wanita Hendaknya Berjaga – Jaga”
KALABAHI, BANGKIT – Gereja Kemah Injil
Indonesia (GKII) kembali menggelar ibadah rutin Komisi Perkauan. Ibadah rutin
dwi bulanan yang digelar di jemaat GKII Siloam, Pailelang, 14 April silam itu
melibatkan sekitar tiga ratusan anggota kaum perempuan GKII dari tujuh wilayah
koordinat. Tujuh wilayah koordinat itu adalah Koordinat Kepala Burung,
Koordinat Alor Tengah Utara, Koordinat Lembur, Koordinat Alot Tengah Selatan.
Vikaris
Lodia Padamaley, S.Th memimpin jalannya ibadah ini. Gembala jemaat GKII
Fuiafeng, Mebung itu, dalam penyampaian khotbahnya, ia berpijak pada Matius 26:36-46. Thema
Khotbahnya adalah Kemenangan Seorang Wanita.
“Saya
tidak dapat membayangkan jika gereja tanpa ibu – ibu. Apa jadinya gereja
tersebut”, ungkapnya sembari memulai khotbahnya.
Ia
melanjutkan, kesuksesan seorang suami tidak terlepas dari peranan sang istri.
Istri memiliki peran yang sangat besar dalam keberhasilan keluarga. ia mengambil
Hillary Clinton sebagai contoh. Bagi Padamaley, Hillary adalah sosok utama
keberhasilan suaminya menjadi Presiden Amerika. “Bahkan pada saat kampanye,
Clinton pernah berkata, “jika anda memilih saya maka anda akan mendapat dua
presiden sekaligus”.
Padamaley
menjelaskan, dua presiden yang ia dimaksudkan adalah Bill Clinton dan istrinya,
Hillary. Untuk itu, lanjut Padamaley, sebagai seorang wanita, kita harus berani
mengatakan, bahwa di balik keberhasilan keluarga, gereja, bahkan dalam
kehidupan kita saat ini, peran perempuan sangat berpengaruh.
Semua
orang tentunya ingin meraih keberhasilan. Untuk itu, seorang wanita harus
menyiapkan diri secara baik agar dapat berhasil dalam keluarga, kelompok, dan
lingkungan di mana wanita itu berada. Padamaley memberikan tiga tips yang
dianggapnya paling mendasar.
Pertama,
seorang wanita harus tekun dalam doa. Bagi Padamaley, doa memang tidak
menyingkirkan masalah. Tetapi doa mampu memberikan kekuatan untuk menyelesaikan
masalah. Ia mengambil Yesus sebagai contoh. Pada saat-saat terakhir hidup-Nya
di dunia, Yesus berdoa hingga peluhnya keluar bagaikan darah. Yesus berdoa
sebanyak tiga kali dengan harapan agar dapat luput dari cawan itu. Kendati
begitu, doa Yesus tidak meluputkan Yesus dari rencana Allah. Hanya saja doa
membuat Yesus kuat.
Cawan
dipandang sebagai lambang kesengsaraan dunia. Pasalnya, cawan adalah tempat
untuk mengisi anggur yang melambangkan darah Yesus. Meminum cawan berarti
berarti menerima kesengsaraan.
Kedua,
seorang wanita harus memiliki penyerahan yang sungguh kepada Allah. Pada bagian
ini, Padamaley menjelaskan ayat 39b dari Matius 26. Ia menjelaskan, Yesus
memang benar-benar menyerahkan semua kehidupan-Nya kepada Allah. Bagi
Padamaley, penyerahan diri Yesus dapat menjadi inspirasi bagi kaum perempuan
saat ini. Terkadang tidak dapat disangkali bahwa wanita seringkali menyerah
secara daging. Dan ini adalah cara iblis untuk melemahkan wanita.
Ketiga,
seorang wanita hendaknya selalu berjaga – jaga. Padamaley mengatakan, Yesus
saat mendekati ajal-Nya, Ia berpesan kepada murid-muridnya agar berjaga-jaga.
Namun, mereka tidak sanggup melakukan itu; mereka malah tertidur. Seperti
tertulis dalam ayat 38-40: Lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat
sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan
Aku." 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya:
"Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari
pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki." 26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan
mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah
kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
Ternyata
para murid tidak bisa berjaga-jaga. Mengapa? sebab iblis selalu menanti saat
yang tepat untuk mencobai dan mengalahkan manusia; iblis selalu memiliki
strategi yang jitu untuk mengalahkan manusia. Berjaga – jaga berarti jangan
lemah dan tertidur. Ini menunjukan tentang tindakan nyata kita; menuntut
keberanian untuk menang. Ingatlah akan rahab yang tidak menaati para penguasa
Yerikho karena ia tahu bahwa Allah bersamanya; imannya menyelamatkan. Juga
Debora dalam kisah Hakim – hakim. Ia dapat mengalahkan pasukan perang yang jumlahnya melampaui
pasukan Israel. Padamaley menutup khotbahnya dengan mengatakan bahwa Inilah
wanita yang berani mengambil tindakan nyata dalam hidup; ingat, kita harus
menjadi wanita yang menang. (b1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar