Selayang Pandang Jemaat Bethel Kathang
KATANG, BANGKIT – Jemaat Bethel Katang berawal pada tahun 1923 ditempatkan
seorang pendeta bernama Van Dalen di Alor yang menggantikan Binkhusun Kamesa
(Karel Lakamal). Kedua pendeta tersebut sudah berkenalan di Kalabahi
sebelumnya. Ketika didengar oleh Van Dalen bahwa di di daerah pedalaman masih
banyak penganut agama suku maka Van Dalen mengajak Karel Lakamal untuk
berkunjung ke kerajaan Batulolong untuk mengabarkan injil dan pelayanan
sakramen. Alhasil pelayanan ini membuahkan hasil dengan membaptis sekitar 200
orang di kampung Pipui. Baptisan ini dilakukan di bawah rumah adapt atau gudang
longwah. Dan dalam baptisan tersebut
ikut dibaptis tiga orang yang kemudian mendirikan Pos Pekabaran Injil sebagai
cikal bakal jemaat Bethel Katang yaitu Letmai yang diberi nama Karel, Samaruk
yang diberi nama baptis baru Samuel dan Salubui yang juga merupakan paman dari
Lakamal yang kemudian diberikan nama baru yaitu Salmun.
Tahun 1927, ketiga orag tersebut bersepakat untuk mendirikan sebuah Pos
Pekabaran Injil (Pos PI) di Kampung Pipui. Dari Pipui, Pos PI tersebut kemudian
ke kampong Woibila pada tahun 1930 dan kemudian tahun 1931 dipindahkan lagi ke
Katang; Katang berarti “tempat yang sulit”.
Sejak berdirinya pos PI tersebut, jemaat Bethel Katang yang saat itu hanya
terdiri dari beberapa Kepala Keluarga juga ternyata mendapat dukungan dari
beberapa kampung terdekat yakni Kampung
Pipui, Takailubui, Woibila, Atybai,
Langkuta (Koita) dan Soigala; sebelum terbentuk menjadi satu jemaat, kelima
kampung tersebut mengikuti kebaktian minggu di Kabailu Kelaisi ( sekarang
Jemaat Bethania Kabaili).
Dalam kurun waktu 13 tahun (1933 – 1946) Jemaat Katang mengalami
pertumbuhan secara kuantitaif karena metode pemberitaan injil oleh utusan injil
Alm. Karel Lakamal yang lebih menekankan pada pendekatan “kultural – religius”.
Karena perkembangan tersebut pada tanggal 3 Januari 1946 dua kampung lain yakni
Langkuta (Koita) dan Soigala secara resmi memisahkan diri dari Jemaat Katang
dan berdiri sendiri sebagai satu jemaat cabang dengan nama “Jemaat Langkuta”
(Sekarang Jemaat Imanuel Subo Tungma). Hal ini dikarenaka letak geografis yang
sulit untuk mencapai gereja. Dalam dalam momentum perpisahan tersebut Bapak
Alm. Alfred Abia Fasa ditunjuk untuk memimpin jemaat Langkuta. Perpisahan
berikutnya juga terjadi pada Jemaat Atiybai yang secara resmi berdiri sendiri
menjadi satu jemaat dengan nama “Jemaat Atiybai” pada tanggal 15 juli 1957.
Dalam perjalanannya Jemaat Bethel Katang kemudian tergabung dalam Wilayah
Pelayanan Kelaisi dengan jumlah 9 mata jemaat, masing – masing Mata Jemaat
Bethel Katang, Mata Jemaat Ebenhaezer Apui, Mata Jemaat Elim Pelman, Mata
Jemaat Imanuel Subo, Mata Jemaat Kaleb Kelaisi, Mata Jemaat Bethania Kabailu,
Mata Jemaat Imanuel Lamia, Mata Jemaat Ebenhaezer Baifui dan Mata Jemaat
Rehobot Malaipea. Oleh karena perkembangan jemaat maka pada tahun 2009 telah
dimekarkan tiga Wilayah Pelayanan yaitu Wilayah Kelaisi Timur, Wilayah Kelaisi
Tengah, dan Wilayah Kelaisi Barat dan Jemaat Bethel Katang tergabung dalam
Jemaat Wilayah Kelaisi Timur bersama dua mata jemaat lain yaitu Mata Jemaat
Ebenhaezer Apui dan Mata Jemaat Elim Pelman.
Dalam perjalanan dan pertumbuhannya,
jemaat Bethel Katang terus mengalami pertumbuhan sehingga pada tanggal 4
Januari 2012 jemaat bersurat kepada Majelis Sinode GMIT untuk meminta seorang
pendeta dan diakui sebagai sebuah jemaat
mandiri. Dan berdasarkan hasil studi kelayakan yang dilakukan oleh Majelis
Klasis Alor Tengah Selatan menyimpulkan bahwa Mata Jemaat Bethel Katang telah
memenuhi persyaratan untuk mejadi Jemaat Mandiri. Dan akhirnya atas perkenanan
Tuhan Majelis Sinode GMIT mengeluarkan sebuah Surat Keputusan bernomor
020/SK/MS-GMIT/G/2012 tertanggal 31 Januari 2012 yang menyatakan bahwa Mata
Jemaat Bethel Katang diakui menjadi sebuah jemaat dewasa dan mandiri dengan
nama Jemaat GMIT Bethel Katang, dan pada tanggal 28 Mei 2012 acara sykuran pun
dilaksanakan dan dihadiri oleh Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Welmintje Kameli
Maleng, M. Th, Bupati Alor Drs. Simeon Th Pally, Ketua DPRD Alor Markus D.
Mallaka, SH, serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, para Asisten dan Staf Ahli
serta pimpinan SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Alor (Sumber : Majelis Jemaat
Bethel Katang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar