KALABAHI, BANGKIT – Tiga orang guru mipa di
Kabupeten Alor menolakuntuk mengikuti pelatihan guru mipa di Institut Yohanis
Suryo di Jakarta. Padahal, ketiga guru tersebut telah mengikuti seleksi dan
wawancara di Lobi Hotel Pelangi Indah, 12 April kemarin, oleh Pdt Roni Mandang.
Ketiga guru mipa tersebut adalah Naomi Anie, Amalisa Lepa dan Maria Djahamauw.
Ketua
DPC GAMKI Alor, Lim Chr Odja S.Th saat ditemui dikediamannya usai seluruh
perayaan paskah yang dihelat GAMKI mengatakan, ia sama sekali tidak mengetahui
alasan penolakan ketiga guru mipa tersebut. Menurutnya, kuota yang diberikan
institut milik Profesor Yohanis Suryo kepada guru-guru mipa melalui GAMKI
sebanyak 12 orang. Namun, yang berhasil direkrut GAMKI melalui gereja-gereja
hanya empat orang. Dan dari empat orang tersebut, hanya tiga orang yang
mengikuti tahapan wawancara.
Pemda
Alor kemudian menyikapinya. GAMKI dan sembilan utusan Institus Yohanis Suryo
diundang pemda. Hasil pertemuan menyebutkan, pemda melalui GAMKI akan mengirim
12 orang guru mipa untuk mengikuti pelatihan di Institut Yohanis Suryo paling
lambat juni tahun ini. Untuk itu, pemda meminta GAMKI agar memberikan gambaran
tertulis sehingga pemda dapat mengetahui secara baik tentang Institut Yohanis
Suryo serta tujuan-tujuan dari GAMKI sebagai fasilitator.
Pihak
institut akan menerima 12 guru mipa dari Alor melalui dua kloter. Masing-masing
kloter berjumlah enam orang.Kloter pertama akan diberangkatkan paling lambat
Juni 2012. Kloter kedua akan diberangkatkan setelah
kloter pertamaselesai mengikuti pelatihan di Institut Yohanis Suryo selama ± 4
bulan.
Kabupaten
Alormendapat perhatian khusus dari Institut Yohanis Suryo. Sebab, kloter kedua
diberikan kesempatan oleh institut meski kloter pertama gagal. Nah, ini tidak
pernah dilakukan institut sebelumnya. Telah menjadi ketentuan internal
institut, bahwa kloter pertama sangat menentukan kloter-kloter selanjutnya.
Menyangkut dana, Odja mengatakan, Pemda telah berjanji
untuk membantu selama para guru mipa mengikuti pelatihan di institut. “Saya
percaya Pemda akan merealisasikan janjinya. Apalagi hubungan Pemda dan GAMKI
selama ini, baik” tegasnya.
Kendati demikian, bukan berarti GAMKI diam dan berpangku
tangan. Menurut Odja, GAMKI akan terus mengawal agar kesepakatan tersebut dapat
terealisasi mengingat Pemda memiliki setumpuk agenda penting lainnya.
Untrib Dilibatkan
Untrib Kalabahi meminta dilibatkan dalam program ini. Untuk itu, sesuai
hasil kesepakatan dalam pertemuan di aula rumah jabatan Bupati Alor, setiap
kloter akan dibagi merata. GAMKI dan Untrib masing-masing mendapat jatah tiga
orang. “Untrib akan mengirim tiga orang dosennya dalam setiap kloter” ucap staf
Departemen Agama Kabupaten Alor ini semangat.
Sebenarnya,
fokus Institut Yohanis Suryo adalah kepada guru-guru yang mengajar di
SMP/sederajat maupun SMA/sederajat. Namun, setelah digambarkan kuantitas para
guru mipa dalam dua jenjang pendidikan itu, institut akhirnya memberikan ruang
kepada para guru SD yang berlatarbelakang pendidikan strata satu. (a1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar