KALABAHI, BANGKIT–Evangelis Choil Il Gyu
asal Korea Selatan “mengupas” kisah Simon Petrus dan Ribka dalam Kebaktian
Kebangunan Rohani (KKR) Gereja Pantekosta di Indonesia Jemaat Agape. Bertempat
di aula Jemaat Pola Kalabahi, animo jemaat untuk mengikuti KKR sangat tinggi.
Buktinya, KKR yang dilaksanakn tanggal 11 April hingga 12 April itu selalu
dipadati jemaat.
Malam
pertama, thema KKR adalah “Apakah Kamu Capek?”. Ayat yang digunakan Gyu
terambil dalam Yohanis 21:1-14.Dari penjabarannya diketahui, bahwa murid-murid
Yesus kembali kepada pekerjaan mereka semula setelah Yesus bangkit. Itu
merupakan pilihan karena mereka takut terhadap berbagai bentuk ancaman dari
orang-orang Yahudi. Namun ketika itu, Yesus mendatangi mereka tanpa mereka
menyadari itu.
Simon
Petrus adalah orang pertama dari sekian murid Yesus yang memiliki ide untuk
kembali kepada profesi semula; nelayan. Padahal, Simon Petrus merupakan
satu-satunya murid yang paling dekat dan setia dengan Yesus. Simon Petrus
merupakan inti dalam persoalan ini.
Yesus
mengetahui semua tentang Simon Petrus.Sebab itu, ketika Simon Petrus dijumpai
Yesus pertama kali, Yesus memberi nama Petrus kepadanya. Tentu semua
mengetahui, Simon adalah nama pertama Petrus. Ketika itu, Yesus mengatakan, di
atas namanya gereja Tuhan akan berdiri. Contoh lain adalah ketika Petrus akan
menyangkal Yesus. Juga yang terjadi pada diri kita. Yesus mengetahui tentang
kita, baik itu masa lalu, sekarang dan masa akan datang.
Yesus
juga kerap hadir pada saat-saat yang tepat. Sebagai bukti, Yesus hadir di saat
Petrus benar-benar kecewa. Ketika itu, Yesus menyuruh Petrus kembali menebarkan
jalanya di perairan yang tidak terlalu dalam. Luar biasa hasilnya. Petrus
memperoleh ikan dalam jumlah yang sangat banyak hingga perahunya hampir
tenggelam.
Gyu
menjelaskan, bahwa terjadi hal unik dalam peristiwa itu. Petrus adalah pelaut
sejak kecil. Namun ia tidak membantah sedikitpun pernyataan Yesus. Apalagi
telah semalam suntuk Petrus bertarung dengan gelombong namun tidak mendapatkan
apa-apa. Artinya, Petrus adalah nelayan profesional yang tahu tentang gejala
laut. Selain itu, Petrus juga tahu kalau Yesus adalah tukang kayu.
Dari
khotbah Gyu, makna yang diperoleh adalah tentang persahabatan. Persahabatan
dengan Yesus. Yesus akan mengenal kita secara pribadi.
Pada
malam kedua, Gyu memberi thema “Di Manakah Letak Kecemerlangan dari Ribka”.
Ayat Alkitab ia ambil dari Kejadian 24:1-20. Ayat itu menceritakan
tentangAbraham.Ketika itu Abraham memesan kepada budaknya sebelum ia suruh
pergi untuk mencari perempuan yang akan dinikahkan dengan putranya, Ishak.
Pesan pertama, perempuan yang akan menjadi istri Ishak harus dari keturunan
Abraham. Dan kedua, Ishak tidak boleh ikut serta dalam perjalanan itu. Memang
ini sebuah pesan yang sulit. Namun disitulah Allah menunjukkan karya-Nya.
Budak
Abraham merasa sulit untuk menemukan perempuan yang tepat menjadi istri Ishak.
Namun Gyu mengatakan, budak Abraham memiliki indikator sendiri yang
kelihatannya sederhana. Nah, pertanyaannya, munkinkah itu terjadi?
Gyu
mencoba menggambarkan suasana saat itu. Gyu mengisahkan, sumur pada masa itu
ukurannya lebih besar, dan ada anak-anak tangga mencapai permukaan air. Dengan
demikian, bagi penimba air, mereka harus menuruni anak-anak tangga. Tidak ada
tali dan katrol seperti perigi yang ada saat ini. Jadi memang susah orang-orang
pada masa itu untuk menimba air sumur.
Ketika
itu muncul Ribka dan sejumlah perempuan untuk menimba air di sumur itu. Budak
Abraham mencoba meminta kemurahan hati agar satu di antara perempuan-perempuan
itu dapat memberi minum sepuluh ekor untu yang ia bawa dari majikannya,
Abraham. Belum selesai ia bicara, Ribka menghampirinya dan menyatakan
kesediaannya untuk memberi minum semua unta yang dibawa budak itu. Padahal,
satu ekor unta membutuhkan 85 liter air. Jika ditotalkan, maka Ribka harus
menimba air sebanyak 850 liter. Selain itu, tempayan air memiliki neto 1 kg.
Perlu diingat juga bahwa hanya 10-15 liter air yang dapat diangkut Ribka dalam
sekali jalan. Namun Ribka dengan semangat dan senang hati melakukan itu.
Padahal, sebelumnya mereka tidak saling mengenal. Indikator inilah yang
digunakan budak itu untuk menjatuhkan pilihannya pada Ribka untuk menjadi istri
Ishak.
Gyu
mengatakan, Allah memakai apa yang ada pada kita untuk melakukan pekerjaan-Nya.
Dengan sebuah tempayan kecil, ia mampu menimba air hingga 850 liter. Sebenarnya
pengalaman itu juga terjadi pada kita sekarang ini. Di akhir khotbahnya, Gyu
memberikan sinyal bahwa Allah saat ini mau memakai umat Tuhan di Alor. Meski
kita mengalami keterbatasan, Allah pasti akan memberikan kemampuan untuk
menghadapi setiap masalah. Karena letak keberhasilan Ribka adalah pada
kesetiaan, maka Allah mau jemaat memberikan yang terbaik dari kita kepada
sesama. (b1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar