Perayaan 101 Tahun Jemaat Pola
Tribuana Kalabahi
KALABAHI, BANGKIT – Tanggal 5 Mei 2012 bertempat di gedung Pola Tribuana
Kalabahi diadakan ibadah ucapan syukur hari ulang tahun Jemaat Pola Tribuana Kalabahi dan SD GMIT 01
Kalabahi yang genap berusia 101 Tahun. Dalam refleksi khotbah yang didasarkan
pada Keluaran 3 : 1 – 33 dan Nats Pembimbing yang terambil dalam Mazmur 147 :
12 – 14, Ketua Majelis Klasis Alor Barat Laut, Pdt. Yakobus Pulamau, S. Th mengatakan
bahwa dalam perjalanan mencapai 101 tahun tentunya melewati banyak kisah.
Pulamau melanjutkan bahwa Jemaat Pola merupakan jemaat mula – mula dan
merupakan penggambaran dari wajah jemaat – jemaat setribuana dan tentunya
segala pergumulan pelayanan baik pelayanan gereja juga kemasyarakatan ikut
digumuli di tempat ini dan diudukung oleh semua orang. Dalam usia yang ke 101
menurut Pulamau Jemaat Pola sudah sangat matang baik secara internal maupun
antar jemaat, antar denominasi bahkan antar agama.
“Jemaat Pola Tribuana menjadi sentral pelayanan dalam segala aspek”. Hal
ini menurut Pulamau dikarenakan di
jemaat ini berkumpul para intelektual, pemikir dan para perencana bahkan para
pemimpin yang siap berkolaborasi bagi kemajuan Alor secara utuh. Itu berarti
menurut Pulamau Jemaat Pola ikut menentukan pembangunan daerah ini. “Kita bisa
sampai pada usia yang ke-101 tahun karena Tuhan, dan bukan karena kita” Pulamau
melanjutkan bahwa kita hanya alat dalam perjalanan sejarah tetapi Tuhanlah yang
mengatur semuanya.
Pulamau mengisahkan bahwa pembacaan Alkitab kali ini menceritakan tentang
penyertaan Tuhan dalam perjalanan umat Israel dari tempat perbudakan ke negeri
yang berlimpah susu dan madu; sebuah perjalanan yang membebaskan bangsa Israel
menjadi bangsa yang merdeka. Dalam perjalanan meraih janji Tuhan bukanlah
semudah membalik telapak tangan; ia harus dijalani dalam proses yang panjang,
penuh tantangan dan pengorbanan. Hanya dengan begitu menurut Pulamau, bangsa
Israel tahu siapa sesungguhnya mereka di hadapan Allah; “hanya dengan proses
pembentukan melalui pergumulan itulah mereka bisa mengenal siapa Allah yang
sesungguhnya; sekalipun melewati berbagai tantangan, Allah tetap menyertai
mereka” lanjut Pulamau.
Bangsa Israel menurut Pulamau merupakan bangsa yang tegar tengkuk, untuk Allah
menginginkan agar mereka harus memberi
diri mereka dituntun oleh Tuhan dan mereka harus mendengar siapa yang dipercayakan Tuhan untuk memimpin
mereka. Dan dalam perjalanan bangsa Israel Musa yang ditunjuk sebagai pemimpin
bangsa itu meminta agar Tuhan selalu berjalan bersama dengan mereka. “Berjalan
dengan Tuhan itu indah, dan inilah yang sering dilupakan oleh orang” tegas
Pulamau. Namun Pulamau juga melanjutkan bahwa bukan berarti berjalan dengan
Tuhan lalu manusia terbebas dari segala sesuatu. “Janji Tuhan pasti, tetapi
lewat sebuah proses; hanya orang yang tidak tahu berproses saja yang suka
pindah dari satu tempat ke tempat yang lain” lanjutnya. Pulamau juga mengatakan
bahwa realita saat ini jemaat mudah berpindah tempat hanya karena mendapatkan
mujizat. Untuk itu Pulamau menegaskan bahwa semua orang bisa berdoa namun hanya
Tuhan saja yang dapat memberikan mujizat.
Pulamau dalam khotbahnya mengatakan bahwa dalam usia yang ke-101 tahun,
Jemaat Pola sudah harus menempatkan diri sebagai contoh bagi jemaat lain.
Jemaat Pola juga menurut Pulamau harus menjadi jemaat yang misioner; “salah
satu contoh adalah dalam setiap keluarga semua anggotanya harus bisa berdoa
sendiri serta setiap keluarga kristen harus bisa menata pelayanan dan
kehidupannya dengan baik” ungkap Pulamau. Jemaat Poal menurut Pulamau harus
menjadi pola bagi jemaat lain.
Sementara itu dalam sapaannya, Ketua Majelis Jemaat Pola Tribuana Kalabahi,
Pdt. Julius Kallawaly, S. Th mengisahkan bahwa berdasarkan catatan daftar
baptisan, baik di Alor Kecil, Dulolong, maupun di kalabahi pada tanggal 10
Oktober dan 12 Oktober 1911 oleh DS. Willem Boek sebagai buah hasil perdana
jemaat saat itu dibaptis sebanyak 67 orang, di dalamnya terdapat Pdt Lambertus
Mowata sebagai pendeta pribumi pertama di Tribuana. “Dari ke-67 jemaat awal
yang ada, kini anggota baptis Jemaat Pola
Tribuana Kalabahi berjumlah 5133 orang” paparnya. Hingga kini jumlah
pendeta yang pernah mengabdi di jemaat Pola menurut Kallawaly berjumlah 61 orang
pendeta. Dikisahkan juga oleh Kallawaly bahwa pada tahun 1922 dasar pondasi
gedung gereja Pola Tribuana Kalabahi diletakkan di tempat aula serba guna, dan
tukang batu saat itu adalah Bapak Abdul Kadir Djawa, dan tukang kayu, Bapak
Abraham Kamis dari Hulnani (1928). Gedung ini kemudian dithabis pada tahun 1930
oleh Ds. Bukhan Kruger.
Selanjutnya Kallawaly juga memaparkan bahwa pada periode 1902 – 1966 adalah
masa dimana jemaat menghadapi berbagai hambatan dan tekanan oleh penjajah Jepang. Dan dua hamba
Tuhan, yaitu Bapak Riwu dan Soleman Dekuanan
menjadi martir saat itu. Gereja juga pada masa itu diperhadapkan dengan
kesulitan pembiayaan, namun Tuhan tetap memimpin umat Nya melewati krisis dan
tantangan pelayanan ini hingga masa
kemerdekaan tahun 1945. Pada masa sulit itu Ds. G. Mollana ditangkap juga oleh
Jepang pada 8 Maret 1942 dan menggantikan pelayanan dijalankan oleh Bapak
Stefanus Fransis, dengan dibantu oleh Pnt Y Tupu, Pdt Latunasa, dan Bapak St.
Christian; “mereka inilah yang mengurus keuangan gereja” lanjut Kallawaly.
Kallawaly juga menambahkan bahwa pada saat itu terjadi pembentukan Badan
Pengurus gereja Protestan Alor – Pantar yang juga disebut dengan BPGPA dengan
susunan pengurus : Bapak St. Christian sebagai Ketua, M Moliona, pembantu
ketua, P. Latunusa sebagai penulis merangkap bendahara, dan beranggotakan semua
Indiandsch Leeraer se-Alor Pantar.
Perkembangan selanjutnya yang dituturkan oleh Kallawaly adalah adalah
penthabisan Majelis Jemaat Pola Tribuana Kalabahi pertama dilakukan pada
tanggal 1 Maret 1964, dan pada saat itu menurut Kallawaly terjadi perubahan
nama jemaat Kalabahi menjadi Jemaat Pola Triibuana Kalabahi. “Pemberian nama jemaat – jemaat Kalabahi
menjadi Jemaat Pola Tribuana Kalabahi dilakukan oleh Pdt. J. A. Adang, S. Th”
paparnya. Kallawaly melanjutkan bahwa pada masa kepemimpinan Pdt Th. Kartunggu
tahun 1978 baru dibentuk panitia pembangunan gedung gereja Pola Tribuana
Kalabahi yang sekarang berdiri kokoh dan diresmikan pada tanggal 14 Agustus
1984 oleh Pdt. Th. A. Mesakh, S. Th, Ketua Sinode GMIT saat itu.
Sementara itu Bupati Alor Drs Simeon Th. Pally dalam sambutannya mengatakan
bahwa atas usia yang ke -101 tahun ini ada empat hal yang patut disyukuri. “Pertama, bersyukur karena Allah telah berkarya dalam jemaat ini, kedua, karena Allah telah membentuk jemaat
ini dan memposisikannya di pusat kota, ketiga,
Allah telah membentuk gereja ini menjadi pola bagi jemaat , dan keempat, jemaat ini telah menjadi pola
bagi jemaat lain dan pemerintah. Tugas gereja saat ini menurut Pally adalah
mendidik pewaris – pewaris gereja di masa yang akan datang. Sejauh ini menurut
Pally gereja Pola sudah banyak berkontribusi bagi daerah; “dengan membentuk
iman dan karakter umat, menyiapkan sumber daya manusia dalamm berbagai aspek,
terus mendoakan pemerintah bangsa dan negara setiap minggu dan terus
menyuarakan damai adalah bentuk nyata kontribusi gereja saat ini” tegas pally.
Di akhir sambutannya Pally berharap salah satu cara mewariskan sejarah ini
adalah dengan menerbitkan buku sejarah jemaat Pola Kalabahi.
Selain mengadakan kegiatan ibadah, panitia kegiatan juga menyiapkan
pelayanan diakonia kepada janda, balu dan yatim piatu sebesar Rp 150.000 kepada
janda dan duda serta orang yang berhak
untuk menerimanya. Yang tersebar di wilayah Jemaat Pola Tribuana Kalabahi. (b1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar