Yohanes 12 : 1 – 11
Oleh : Pdt. Emr. Marice H.
K. Kafelban, B. Th
Maria adalah Seorang perempuan yang mempunyai hikmad untuk
memilih apa yang terbaik. ia adalah sosok wanita yang berani mengadakan
terobosan baru. Hal itu nampak dari sikapnya untuk duduk bersama – sama kaum
laki – laki dan mendengar pembicaraan Tuhan Yesus yang kebetulan singgah di
rumahnya. Terobosan Maria terhadap adat istiadat bangsa Yahudi yang tidak
membolehkan kaum perempuan duduk bersama laki – laki di serambi depan. Tetapi
kerinduan Maria terhadap firman Tuhan telah memaksakan Maria harus berada di
dekat kaki Yesus dan mendengarkan dengan teliti setiap percakapan yang
disampaikan Yesus kepada murid – murid Nya. Kehadiran Yesus dalam rumahnya
adalah perkunjungan terakhir selama Ia ada di dunia secara jasmani.
Dalam pengamatan Maria ia sedikit memahami mengenai situasi politik para
elit agama tentang kebencian mereka terhadap Yesus sehubungan dengan peristiwa
kebangkitan Lazarus saudaranya yang telah empat hari dalam kubur. Pastinya ada
kejengkelan dari para rohaniawan ( para imam kepala dan ahli taurat ) bahkan
para tua – tua Israel atas mujizat Yesus saat membangkitkan Lazarus sehingga
ada kemungkinan mereka sedang mencari kesempatan untuk membunuh Yesus
Maria merasa bahwa hal itu pasti akan terjadi sehingga Maria tidak mau
beranjak dari kaki Yesus untuk terus mendengar perkataan Yesus. Maria mampu
melihat apa yang tidak dilihat bahkan oleh para murid. Maria memiliki
penglihatan rohani yang tidak nampak bagi orang lain. Sehingga menurut Maria
lebih baik sebelum semuanya terjadi saya harus bebuat sesuatu bagi Yesus
sebelum Ia mati.
Akhirnya Maria memutuskan untuk mengurapi Yesus dengan minyak Narwastu yang
sangat mahal yaitu kurang lebih sekitar 300 dinar; 300 dinar merupakan upah
buruh dalam setahun. Maria ingin memberi yang terbaik dan mahal kepada Yesus
sebelum Yesus mengalami penderitaan. Minyak itu sebenarnya berfungsi untuk
pengawet mayat. Maria tidak mau kehilangan kesempatan untuk melakukan yang
terbaik bagi Yesus. Tindakan Maria akhirnya membuat reaksi yang negatif dari
Yudas Iskariot yang memang melihat itu sebagai tindakan pemborosan; hal ini
karena Yudas adalah seorang yang mata duitan.
Walaupun dalam penilaian yang kurang baik tetapi di mata Yesus perbuatan
Maria mendapat penilaian yang positif. Sehingga Yesus akhirnya membela Maria
dan berkata “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan Ku”.
Tentunya jawaban Yesus sangat menyenangkan hati Maria yang saat itu sedang
dicemooh oleh orang – orang di sekitarnya.
Yesus memberi apresiasi terhadap perbuatan Maria; bukan saja membela
tetapi memuji ( Bandingkan dengan Matius 26 : 13 ); Mengingat sama dengan
memperingati.
Perbuatan maria dinilai sebagai perbuatan iman yang benar;”sebab iman tanpa
perbuatan adalah mati. Iman yang benar perlu dinyatakan melalui perbuatan dan
itu telah dilakukan olehnya. Lalu apa yang bisa kita pelajari dari sikap Maria
?
Dengan menyediakan waktu khusus bersama Tuhan melalui saat teduh setiap
hari kita akan tumbuh menjadi seorang yang memiliki hikmad rohani yang dalam
sehingga kita mengerti rahasia – rahasia Allah dan tahu untuk melakukan sesuatu
pada waktu yang tepat bagi sesama dan kepada Tuhan. Mungkin dalam tindakan ada
penilaian negatif dari lingkungan sekitar tentang apa yang kita lakukan, tetapi
yakinlah bahwa sesuatu yang dilakukan dengan tulus dan demi kemuliaan Tuhan
pasti dibela oleh Allah. Kita tidak perlu takut kepada kecaman dari sesama dan
tidak perlu minder dengan semua itu, karena Yesus sendiri akan bertindak
menyatakan kemuliaan Nya. Ada tugas yang ditanamkan Yesus sendiri bagi orang
yang bertekun dalam penderitaan dan perjuangan.
Kita baru
saja merayakan hari ulang tahun Raden Ajeng Kartini ke – 84. kita tahu
bahwa Kartini juga berjuang untuk menerobos
adat istiadat yang tidak membolehkan kaum perempuan setara dengan laki – laki.
Walaupun banyak hambatan dari berbagai pihak ketika ia mengadakan komunikasi
dengan orang – orang Belanda melalui surat, ternyata ia berhasil dengan ide –
ide baru. Walaupun hidupnya hanya singkat tetapi pikiran dan cita – citanya
cukup berpengaruh merubah suatu pola pikir di kalangan perempuan saat ini.
Amin. ( b1 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar