KALABAHI, BANGKIT - Menyambut perayaan Hari Ulang Tahun ( HUT ) Kartini ke
– 84, sejumlah organisasi yang tergabung dalam gabungan Organisasi Perempuan (
GOP ) Alor mengunjungi lima tokoh perempuan lintas agama yang berjasa bagi kaum
perempuan di Kabupaten Alor. lima tokoh
perempuan lintas agama, masing–masing Ibu Dinong (Katholik), Ibu Ata Galeko
(Islam), Ibu Adang – Haan dan Ibu Kori Doga – Oranai ( Protestan ) dan ibu
Wayan ( Hindu ). Hal ini disampaikan oleh Ketua Panitia kegiatan HUT Kartini ke
– 84 Florence Takalepata, SE dalam sambutan tertulisnya.
Dalam kunjungan tersebut GOP juga menyiapkan sejumlah bingkisan sebagai
tanda ucapan terima kasih atas jasa yang pernah ditorehkan dalam sejarah kaum
perempuan di Alor.
Selain melakukan anjangsana kepada kelima tokoh perempuan tersebut, GOP
Alor juga merayakan dengan sejumlah kegiatan menarik lainnya, diantaranya
melakukan perkunjungan kepada dua orang korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (
KDRT ) atas nama ibu Elvis Plaituka dan Ibu Deborah Mabata, melakukan bakti
sosial berupa penanaman anakan pohon dan penataan taman yang berlokasi di
halaman Kantor Bupati Alor, pemeriksaan kesehatan gratis dan pemberian hadiah
hiburan bekerjasama dengan PT Askes, sosialisasi Undang – Undang nomor 23 tahun
2004 tentang KDRT, serta acara puncak perayaan HUT Kartini yang dirangkai juga
dengan kegiatan lomba membuat makanan ringan berbahan local non terigu dan
lomba busana terbaik kepada undangan yang hadir.
Dalam kegiatan kali ini menurutnya melibatkan berbagai organisasi
perempuan, beberapa diantaranya Dharma wanita unit Setda Kabupaten Alor, Persit
Kartika Candra Kirana dari kodim 1622 Alor, Bhayangkari, Forkom P2HP, Perempuan
Klasis ABAL, IBI, Aisyiah, Majelis Ta’lim, Nasyatul Aisyiah, Kerta Wredatama,,
WKRI, PWKI, Yukti Dharma Karini, LSM Jayaperbangsa, Ikatan istri Anggota DPRD
Kabupaten Alor, Adhiyaksa Dharma Karini, Persatuan ibu PT PLN, Persatuan ibu
Telkom, Persatuan Wanita BRI, Persatuan Wanita Bank NTT, Persatuan Wanita
PETRA, Persatuan Wanita PDAM, DWP Unit Dinas/Badan/Kantor lingkup Pemda Alor,
dan berbagai individu lainnya.
Mengangkat thema dengan semangat R. A. Kartini ke – 84 tahun 2012
Perempuan Alor sepakat mensukseskan program pembangunan, Ibu Florence Takalapeta
mengajak semua ibu – ibu untuk bersatu dan bersama membangun daerah Kabupaten
Alor.
Sementara itu Ketua Dewan Pembina GOP Kabupaten Alor Ibu Meteroida Pally
– Kashim dalam sambutannya mengatakan bahwa sebagai kaum perempuan harus merasa
bertanggungjawab untuk memperjuangkan hak – hak nya agar tidak ada lagi KDRT,
diskriminasi dan pelecahan terhadap hak – hak perempuan. Kasyim juga meminta
agar Pemerintah dan DPRD harus menyikapi program kerja kaum perempuan, sehingga
kaum perempuan mendapat kesempatan yang sama. “Belakangan ini banyak KDRT
terjadi di level bawah hingga kalangan pejabat” paparnya, sehingga melalui
kesempatan ini secara khusus ia menghimbau agar pimpinan SKPD untuk membina
bawahan untuk tidak lakukan KDRT; “saat apel pagi ini disampaikan, karena ada
PNS yang tidak memberikan gaji kepada istri” lanjutnya. Meteroida juga kecewa
karena ada SKPD tidak mengutus utusannya dalam kegiatan sosialisasi undang –
undang KDRT. Dalam sambutannya di depan
semua peserta acara, Pembina GOP berharap agar semua wanita dapat menggunakan
talenta yang ada untuk berkarya dan membina keluarga serta organisasinya masing
– masing. Beliau melanjutkan “kita dikatakan miskin karena kita tidak bisa
mengambil satu keputusan sendiri menyangkut dengan diri pribadi kita”. Di
kabupaten Alor lanjut Kasym, kita patut memberikan acungan jempol kepada
Pemerintah karena yang menduduki jabatan esalon II dari kaum perempuan ada lima
orang; “di Kabupaten lain belum ada seperti itu”. Untuk itu melalui kesempatahn
ini beliau mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan DPRD karena telah
mengakomodir banyak kepentingan dari kaum perempuan. Di akhir sambutannya ia
mengatakan bahwa perbedaan dalam rumah tangga itu hal yang biasa tetapi mari
kita satukan perbedaan menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam keluarga. “Mari
kita membawa obor di sudut kita masing untuk memberikan terang bagi keluarga
kita, bagi organisasi kita dan bagi siapapun di sekeliling kita yang
membutuhkan terang.
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Alor, Deny Lalitan dalam sambutannya
mengatakan bahwa sejak penciptaan Allah telah menugaskan wanita untuk
mendampingi laki – laki untuk itu wanita harus mengeksplor dirinya untuk tau
dan mengerti urusan laki – laki supaya dapat membantunya. Lalitan melanjutkan
bahwa kita pernah akrab dengan istilah tiga batu tungku, namun diplesetkan oleh
beberapa orang dengan istilah tiga batu tunggu ditambah satu tukang kipas.
“Kalau cuma ada bapak – bapak tanpa ibu – ibu yang kipas, seperti arang yang
semakin lama semakin redup”; ungkap Lalitan. Deny juga mengatakan bahwa Istri
diciptakan untuk menjadi pendamping suami untuk berprestasi, untuk itu ibu –
ibu juga harus mengekplor diri, menambah wawasan supaya tetap sama dan
sederajat dengan laki – laki. Di akhir sambutannya Deny Lalitan membacakan
pesan dari blackberry messangernya kepada semua peserta. Dikatakan bahwa
“berbahagialah karena setiap kehidupan selalu ada yang memberikan perlindungan
dan kasih sayang, yaitu suami. Berbahagialah karena setiap pagi seorang anak
akan memanggil dan mencari ibu terlebih dahulu. Berbahagialah karena Cuma ibu
yang diabdikan dalam satu puisi surga ada di telapak kaki ibu. Berbahagialah
hidup di negeri tercinta ini karena cuma negeri ini yang memberikan apresiasi pada kaum wanita
dengan sebutan ibu pertiwi”.
Sementara itu PLT Sekda Kabupaten Alor, Drs Oktovianus Lasiko mewakili
Bupati Alor dalam sambutannya menyampaikan bahwa kita berharap melalui
peringatan hari kartini ini banyak manfaat yang kita peroleh yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari. Lasiko mengatakan bahwa dulu kaum
wanita dianggap sebagai kelompok kelas dua, sehingga R. A Kartini
memperjuangkan untuk harus ada persamaan kedudukan dan hak antara perempuan dan
laki – laki. Perjuangan ini memang pada awalnya mendapat tantangan baik dari
kaum penjajah juga dari kalangan keluarga sendiri, bahkan oleh kaum laki –
laki, namun berkat ketekunan dan ketulusannya akhirnya perjuangan ini direstui
oleh pemerintah dan sejak saat itu kita memperingati hari kartini pada tanggal
21 April yang juga merupakan hari lahirnya. Lasiko melanjutkan bahwa dari
peristiwa ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaat bahwa sifat pribadi dan
semanagt perjuangan Kartini dapat diaplikasian dalam kehidupan bermasyarakat
dan pribadi. Pengertian emansipasi menurut Lasiko adalah persamaan hak dengan
kaum pria. “Ini menunjukan bahwa kaum wanita seperjuangan dengan kaum
pria”. Dari peringatan ini Lasiko juga
menghimbau agar semangat perjuangan ibu kartini dapat dijadikan dasar dan
landasan bagi kaum wanita Alor untuk ikut ambil bagian dalam rangka perjuangan
membangun kehidupan bangsa dan negara; “Dengan cara ini kaum wanita dapat
disejajarkan dengan kaum pria” ungkap Okto Lasiko. Hal lainnya menurut Plt
Sekda, dalam proses penciptaan, perempuan diciptakan bukan dari tulang
tengkorak, tulang kaki ataupun tulang
tangan, tetapi tulang rusuk, dekat hati agar wanita dikasihi dan dicintai; itu
prinsip penciptaan. Lasiko menambahkan bahwa di balik keberhasilan seorang laki
– laki ada peranan besar yang juga dimainkan oleh seorang perempuan,
karena itu perempuan harus dihargai.
Namun dari beberapa kasus Lasiko mengatakan bahwa kekerasan yang terjadi dalam
rumah tangga itu terjadi karena ada kondisi yang diciptakan oleh perempuan
sehingga terjadi kekerasan. Untuk itu Lasiko menghimbau semua pihak harus
saling menghargai dan mengerti sehingga kondisi bisa menjadi lebih baik. ( b1 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar